Barito TimurDPRD Barito TimurHEADLINE

Tambang Diduga Penyebab Musibah Banjir

"Hari ini saya turunkan tim dari DLH untuk melihat langsung kondisi sawah warga apakah benar terjadi pencemaran atau karena adanya faktor bencana alam. Sebab saat ini kondisi cuaca di Kalimantan Tengah, khusunya di wilayah Barito Timur lagi musim penghujan," kata Lurikto, Senin (22/11/2021).

Gerakkalteng.com – Tamiang Layang – Adanya keluhan masyarakat Ponita (55) warga desa Putut Tawuluh,Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang menuding pihak perusahaan PT Rimau Grup harus bertanggung jawab atas adanya bencana banjir yang menyebabkan puluhan hektare sawah terendam banjir bercampur lumpur, langsung direspon dengan cepat oleh pemerintah daerah Kabupaten Barito Timur, melalui dinas lingkungan hidup (DLH).

Dalam keterangannya kepala dinas lingkungan hidup Kabupaten Barito Timur Lurikto, mengatakan ketika ada laporan atau informasi dari warga, pihaknya pasti akan segera merespon dan langsung cek lapangan pada obyek yang dilaporkan.

“Hari ini saya turunkan tim dari DLH untuk melihat langsung kondisi sawah warga apakah benar terjadi pencemaran atau karena adanya faktor bencana alam. Sebab saat ini kondisi cuaca di Kalimantan Tengah, khusunya di wilayah Barito Timur lagi musim penghujan,” kata Lurikto, Senin (22/11/2021).

Lurikto menyebutkan diwilayah desa Putut Tawuluh dan Bantai Napu diketahui ada dua IUP pertambangan batubara aktif yang tengah menjalankan eksploitasi produksi.Kedua IUP tersebut yakni PT Senamas Energindo Mineral dan PT Rimau Energi Mining.

Menurut Lurikto, jika hujan deras secara terus menerus ,bisa saja terjadi kemungkinan limbah dari tambang akan meluber kesungai bahkan jika ada aktvitas tambang disaat musim penghujan bisa mencemari lahan pertanian warga.Oleh karenanya saya berterima kasih atas adanya informasi dari warga proaktif membantu kami untuk memantau pengawasan lingkungan dan ekosistem.

“Hari ini tim DLH yang dipimpin langsung oleh kepala bidang Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Budi Santoso
bersama dengan pihak manajemen perusahaan PT REM serta warga masyarakat pemilik sawah terjun langsung kelokasi obyek yang dilaporkan,” kata Lurikto.

Kepala bidang Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Budi Santoso mengungkapkan berdasarkan hasil cek lapangan, benar ada sawah warga terendam banjir.

Namun adanya indikasi pencemaran dan lumpur dari limbah disposal pertambangan,untuk sementara belum bisa disimpulkan terjadi pencemaran.Sebab kondisi air di areal persawahan masih normal dan tidak ditemukan lumpur dari batubara.

“Yang jelas kondisi sawah tergenag banjir dengan kedalaman kurang lebih sekitar lebih dari 60 senti meter dan dugaan terjadinya pencemaran lumpur di arel persawahan tidak ditemukan. Namun matinya padi sawah milik warga besar kemungkinan karena bencana alam,” ungkap Budi Santoso.

Berdasarkan pantauan lapangan, oleh awak media Senin (22/11/2021) puluhan hektare sawah milik kelompok tani Tangkilang Jaya milik warga desa Putut Tawuluh yang masuk dalam wilayah desa Runggu Raya. Nampak padi yang baru berusia satu bulan disemai benih, ikut lenyap di terjang banjir.

Akibatnya petani di daerah tersebut terancam gagal panen karena faktor cuaca dalam satu bulan terakhir di wilayah Kabupaten Barito Timur cukup Ekstrim.

Sementara itu Ponita (55) Warga desa Putut Tawuluh saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa sawah miliknya yang berjarak kurang lebih sekitar 500 meter dari tepi sungai Paku dan kondidinya memang terendam banjir sudah hampir satu bulan.

“Banjir merendam sawah milik saya ini baru terjadi tahun ini . Dulu, sebut Ponita, sebelum adanya aktivitas perusahaan pertambangan PT Rimau Grup tidak pernah sawah diareal ini mengalami kebanjiran,” keluhnya sambil menunjukan tanaman padi miliknya yang habis mati akibat terendam luapan banjir (ags ).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!