DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur

P3AP2KB Kotim Praktikan Program KB MOW

Kadis P3AP2KB Kotim Ellena Rosie

SAMPIT,Gerakkalteng.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Kotim mempraktikkan pelaksanaan metode operasi wanita (MOW) dengan laparoskopi. Laparoskopi merupakan sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar.
MOW ini dilakukan dengan adanya peralatan yang mendukung dari rumah sakit.

Selain itu, metode ini untuk memaksimalkan masalah ekonomi prasejahtera sehingga mendukung program pengendalian penduduk. Yang terpenting lagi untuk mencegah pembuahan agar tidak menambah keturunan.

Terutama bagi keluarga yang sudah mempunyai banyak anak.
Kadis P3AP2KB Kotim Ellena Rosie menjelaskan, Dinas P3AP2KB mengadakan MOW di RSUD dr Murjani Sampit dengan bantuan alat laparaskopi dari BKKBN Pusat dan Provinsi Kalimantan Tengah.

Hal ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk.
“Masalah kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga harus pula diutamakan dalam melakukan program keluarga berencana (KB) ini,” kata Ellena Rosie , Senin (17/6).

Ellena juga menambahkan, bagi yang mengikuti program MOW ini adalah ibu-ibu yang ada di Kotim. “Peserta berjumlah 6 orang, khususnya kaum wanita. Peserta ini sudah banyak yang mendaftar untuk melakukan MOW.

MOW ini harus diperiksa terlebih dahulu mengenai kesehatannya. Yang ikut program ini memiliki banyak anak. Dengan MOW ini memang dikatakan sangat cocok bagi mereka,” paparnya.
MOW dilakukan di RSUD dr Murjani Sampit secara gratis alias tidak bayar.

“Terkait masalah keamanan atau tingkat keberhasilannya sebesar 99 persen. Artinya dari 100 pasien yang ditangani tingkat kegagalannya hanya 1 orang saja. Hal ini dikarenakan penyambungan secara natural. Ini merupakan sesuatu yang terkait dengan kemampuan atau alat yang diciptakan manusia ini tidak sempurna,” jelasnya.
Alat yang digunakan ini kecil dan dimasukan dalam perut. Setelah diikat dengan jahitan 1 sampai 2 kali lalu tertutup bagian daging perutnya. “Dengan MOW ini harus melalui konseling. Hal ini dikarenakan masuknya alat ini dengan sangat mudah. Akan tetapi untuk mengeluarkannya agak susah atau sulit. Ini sudah tertanam. Jadi bagi wanita yang tidak menginginkan anak harus benar-benar total jika mereka mau MOW tersebut. Jika sudah dilakukan untuk memiliki anak kemungkinan tidak ada lagi,” pungkasnya. (tri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!