EDUKASI & RISTEKKotawaringin Timur

Berikut Penjelasan P5 Dalam Kurikulum Merdeka

“Dalam P5 ini juga banyak tema nya, yang nantinya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan guru kepada peserta didik hingga akhirnya nantinya membuat suatu kegiatan sesuai dengan tema, misal tema kewirausahaan, contohnya seperti yang dilaksanakan oleh SMPN 4 Sampit belum lama ini dengan menggelar bazar,” kata Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Suyoso, Selasa 22 November 2022.

GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Saat ini sekolah-sekolah tengah dalam masa transisi dari Kurikulum K13 menuju Kurikulum Merdeka, yang mana dalam kurikulum merdeka banyak disebutkan tentang P5, yakni singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

“Dalam P5 ini juga banyak tema nya, yang nantinya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan guru kepada peserta didik hingga akhirnya nantinya membuat suatu kegiatan sesuai dengan tema, misal tema kewirausahaan, contohnya seperti yang dilaksanakan oleh SMPN 4 Sampit belum lama ini dengan menggelar bazar,” kata Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Suyoso, Selasa 22 November 2022.

Menurutnya, tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, dan yang terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.

“P5 adalah proyek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Proyek tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai pancasila,” jelasnya.

Dalam menerapkan proyek ini guru terlebih dahulu melakukan tahapan sosialisasi kepada siswa, kemudian sosialisasi kepada orang tua, setelah itu tahap penyusunan rubrik penilaian proyek P5, yang kemudian tahap persiapan kegiatan dari bahan hingga pelaksanaannya.

“Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik faktor internal atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan adalah ideologi, sementara contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era digital,” tandasnya. (rik/aga)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!