HEADLINEKatingan

Aktivitas Truk Kelapa Sawit Merusak Jalan Daerah

RUSAK BERAT : Tingginya aktivitas truk pengangkut buah sawit di Kecamatan Kamipang membuat jalan antara Desa Petak Bahandang dan Baun Bango rusak berat. Bahkan sampai menciptakan lubang sedalam setengah meter, Kamis (10/5).

KASONGAN,GERAKKALTENG.CIM – Jalan penghubung antara Desa Petak Bahandang, Kecamatan Tasik Payawan dan Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang kondisinya rusak parah. Jalan yang awalnya beraspal mulus tersebut kini dipenuhi lubang dan berlumpur. Kerusakan itu diduga akibat tingginya aktivitas truk perusahaan kelapa sawit yang berlokasi di wilayah Desa Asem Kumbang.

Camat Kamipang Sukarti Itijad mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya telah mendatangi jajaran PT Arjuna Sawit Utama (AUS) untuk duduk bersama membicarakan hal itu. Pada dasarnya pihak perusahaan menolak apabila mereka harus mengurangi muatan, sebab dikhawatirkan bakal merugi.

“Rata-rata dalam satu truk itu mengangkut 12 ton tandan buah segar (TBS) sekali jalan. Kalau harus dikurangi mereka tidak mau, katanya bisa rugi. Tapi mereka bersedia untuk membersihkan drainase. Hal ini lah yang belum ada titik temunya sampai sekarang, mungkin persoalan ini akan saya bawa ke tingkat kabupaten nanti,” ungkapnya, Kamis (10/5).

Menurutnya, aktivitas truk pengangkut TBS yang keluar masuk perusahaan tersebut bisa mencapai 100 unit setiap harinya. Ratusan truk tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Pulang Pisau, Palangka Raya, Sampit, dan beberapa perusahaan di Kabupaten Katingan.

“Mereka ini membawa buah sawitnya ke pabrik yang ada di PT AUS tersebut. Bayangkan saja ratusan truk melalui jalan itu setiap hari dengan angkutan lebih dari 10 ton. Kerusakan jalan mulai terlihat mulai setengah tahun terakhir, tapi makin parah sejak tiga bulan ini,” imbuhnya.

Selain akibat tingginya aktivitas truk bertonase, kerusakan jalan juga dipengaruhi drainase yang mampet di wilayah Desa Petak Bahandang, Kecamatan Tasik Payawan. Sehingga membuat beberapa titik jalan terendam luapan air sungai.

“Kalau dulu, setinggi apapun air sungai jalan itu tidak pernah terendam. Kalau sekarang, mobil sekelas Honda Brio, Mobilio, dan sejenisnya tidak bisa lagi lewat. Karena kedalaman lubangnya bisa mencapai setengah meter. Kerusakan yang cukup parah itu mulai wilayah Desa Petak Bahandang sampai Desa Baun Bango,” ujarnya.

Muhammad Jepri (30) warga Desa Baun Bango mengatakan, akibat kerusakan jalan tersebut membuat aktivitas masyarakat di beberapa desa terganggu. Pasalnya, jalan kini dipenuhi lubang yang membahayakan pengendara roda dua.

“Bertahun-tahun kami mengusulkan dan menantikan jalan ini diaspal oleh pemerintah, setelah terealisasi ternyata jalan itu juga dimanfaatkan oleh pihak perusahaan. Tidak sampai dua tahun jalan sudah rusak lagi, ini semua karena ulah truk perusahaan kelapa sawit itu,” tegasnya.

Dirinya berharap, agar Pemkab Katingan segera menyikapi persoalan tersebut sebelum kerusakan jalan semakin parah dan tidak bisa dilalui masyarakat. Mengingat, pembangunan jalan menggunakan uang yang bersumber dari APBD Katingan.

“Pemerintah jangan diam saja kalau asetnya dirusak oleh aktivitas perusahaan, seharusnya merasa dirugikan dong. Jalan itu statusnya jalan umum, jadi semua orang berhak menggunakannya. Kalau perusahaan ngotot pakai jalan itu, seharusnya mereka memberikan kontribusi berlebih untuk biaya pemeliharaannya setiap tahun,” pungkasnya. (BS)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!