HEADLINEKatingan

DPRD Magetan Kunker Ke Pemkab Katingan

KERJA SAMA : Komisi B DPRD Magetan menyambangi Pemkab Katingan, salah satu poin yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah kerja sama bisnis produk unggulan masing-masing, Senin (22/1).

KASONGAN,GK – Jajaran komisi B DPRD Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Katingan, Senin (22/1).

Kedatangan rombongan yang beranggotakan 14 orang ini dalam rangka studi banding terkait referensi Raperda penyelenggaraan koperasi dan kebijakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan revitalisasi pasar tradisional. Sekaligus menyambangi warganya yang mencari penghidupan di Katingan, serta penjajakan kerja sama bisnis produk unggulan.

Ketua Komisi B DPRD Magetan Suratman menuturkan, tujuan kedatangan mereka tidak lain hanya untuk bersilaturahmi dengan jajaran di Pemkab Katingan, sekaligus ingin mengetahui lebih jauh terkait keberadaan dan kondisi masyarakat Jawa, khususnya asal Magetan yang saat ini tinggal di Katingan.

“Kenapa di Kabupaten Katingan, karena daerah ini masuk dalam wacana pengembangan wilayah ibu kota pemerintahan Indonesia. Sehingga penting bagi kami untuk mengetahui apa saja potensi-potensi yang sekiranya bisa dijajaki untuk dijadikan kerja sama bisnis ke depan,” ungkapnya.

Menurutnya, populasi masyarakat Jawa di Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Katingan cukup besar. Dirinya berharap, masyarakat etnis Jawa tetap melestarikan adat dan budaya dimanapun dia berada, tanpa harus menutup diri dengan budaya lain.

“Magetan juga terkenal dengan produk alat musik tradisional Jawa, seperti gamelan, suling, gong, dan lain sebagainya. Kami berharap, produk ini bisa dipasarkan ke Katingan begitu pula sebaliknya. Intinya kita ingin mengajak Pemkab Katingam untuk mau menjalin kerja sama bisnis yang menguntungkan,” imbuhnya.

Selain itu, daerahnya juga memiliki produk unggulan berupa dompet, sepatu, ikat pinggang, tas, jaket hingga koper yang terbuat dari bahan dasar kulit lembu.

Sejauh ini, Kabupaten Katingan terkenal dengan produk rotannya yang cukup besar. Pihaknya merasa tertarik membeli tanaman merambat ini untuk dikemudian diolah di daerah asalnya.

“Di Magetan belum ada pengrajin yang memanfaatkan rotan, karena bahan bakunya memang belum ada di sana. Kalau bisa bekerjasama, saya rasa produk rotan akan laku keras, baik di Magetan atau daerah lain di sekitarnya,” pungkas Suratman. (BS)

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!