HEADLINEKalimantan TengahNasional
Menkominfo : Tahun Politik Jangan Lakukan Black Campaign dan Hoax Melalui Medsos
Menteri Kominfo RI Rudiantara S.Stat MBA, Saat menyampaikan Paparannya Dalam mengunakan Media Sosial di Rolas Cafe, Jl Antang Kota Palangka Raya, Sabtu (12/05) siang ini.
PALANGKA RAYA,GERAKKALTENG.COM – Maraknya penyebarluasan informasi melalui media sosial (medsos), harus disikapi secara cerdas, arif dan bijaksana. Terlebih lagi, pada tahun 2018 ini, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan secara serentak, dan di tahun 2019 mendatang juga dilaksanakan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Untuk itu, maka Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kalteng, menyelengarakan kegiatan temu bloger dan media, dengan tema ‘Tahun Politik Bagaimana Media Harus Bersikap’. Sebagai narasumber kegiatan ini, dihadiri langsung oleh menteri Kominfo RI Rudiantara S.Stat MBA, kegiatan tersebut, dilaksanakan di Rolas Cafe, Jl Antang Kota Palangka Raya, Sabtu (12/05) siang ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kominfo RI Rudiantara mengatakan, keberadaan media sosial (medsos), seperti facebook pada mulanya memiliki peranan penting, dalam masyarakat yang memiliki ketergantungan dengan penggunaan alat-alat komunikasi digital.
“Medsos pada mulanya, digunakan sebagai sarana silahturahmi, berusaha dengan berjualan dan berdagang berbagai macam barang dagangannya masing-masing. Namun, disayangkan ada saja pihak-pihak yang secara sengaja menyebarluaskan informasi-informasi, atau berita yang isinya mengandung unsur kebohongan,” ujar Menteri Kominfo RI, dihadapan puluhan pengiat medsos dan para awak media.
Rudiantara juga mengingatkan, agar masyarakat harus mampu memilah-milah informasi atau berita yang beredar ke publik, agar dapat disaring dan ditelaah secara cerdas, arif dan bijaksana.
Pasalnya, melalui berita Hoax yang tersebar maka dapat mempengaruhi masyarakat luas, yang akhirnya berdampak dan mengancam keutuhan toleransi antar umat manusia, negara, masyarakat, serta antar umat beragama.
“Diperlukan kehati-hatian, dalam menyebarluaskan informasi dan menyerap informasi yang didapat dari medsos. Sebabnya, 90 persen informasi hoax sumbernya berasal dari medsos,” terangnya.
Lanjut Pria berkacamata ini menyampaikan, khususnya pada tahun politik, penggunaan medsos sebagai sarana penyebarluasan visi-misi pasangan calon (paslon), calon legislatif (caleg), dan calon presiden (capres).
“Saya mengharapkan, agar dari masing-masing tim pemenangan dapat menggunakan medsos secara baik. Jangan menyebarluaskan informasi yang mendiskreditkan, atau menyudutkan pasangan lainnya. Tidak melakukan ‘black campaign’ yang merugikan pasangan lainnya,” katanya menambahkan.
Ia pun menambahkan, agar di tahun politik ini, para penggiat bloger dan media elektronik, turut serta memerangi penyebarluasan berita Hoax. (dhy/BK)