Barito UtaraDPRD Barito Utara

Cegah Konflik Dengan Satwa Liar Puluhan Kades Diberi Pemahaman

Setda Batara Ir H Jainal Abidin MAP saat membuka sosialisasi penanganan Konflik Satwa liar, Selasa (26/3) di hotel JnB Muara Teweh.

Muara Teweh, gerakkalteng.com-Sosialisasi Penanganan Konflik Satwa liar di dalam ataupun luar kawasan Kabupaten Barito Utara bermaksud menghindari terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar.

Diharapakan dengan pemahaman ini agar tidak menimbulkan kerugian harta benda maupun keselamatan baik manusia maupun satwa liar tersebut.

Dengan tetap memperhatikan keselamatan manusia dan kelestarian satwa liar dan lingkungannya.
Hal ini disampaikan Setda Batara Ir H Jainal Abidin MAP saat membuka sosialisasi penanganan Konflik Satwa liar, Selasa (26/3) di hotel JnB Muara Teweh.

Jainal menyampaikan, pada kondisi tertentu konflik antara manusia dan satwa liar dapat merugikan semua pihak.

“Kerugian yang umum terjadi akibat konflik diantaranya seperti rusaknya tanaman pertanian atau perkebunan, pemangsaan ternak dan juga dapat menimbulkan korban jiwa manusia, pada sisi lain tidak jarang satwa liar mengalami kematian akibat penanggulngan konflik yang salah,” terang Jainal

Jainal menambahkan konflik antara manusia dan satwa liar yang terjadi cenderung meningkat akhir-akhir ini. Bahkan baru-baru ini kita telah mendengar dari surat kabar atau media informasi lainnya bahwa telah terjadi kejadian seperti masuknya hewan dilindungi ke dalam areal pemukiman warga.

“Semoga dengan adanya sosialisasi penangan konflik satwa liar ini diharapkan semua pihak yang terkait memilih kesamaan pemahaman, persepsi, serta langkah dan komitmen bersama dalam menanggulangi konflik,” pungkas Jainal

Sementara itu Kepala SKW III Muara Teweh Nizar Ardhanianto SHut MPA, mengatakan,
ini merupakan tindaklanjut ketika ada kejadian orang utan masuk perkampungan di desa Lampeong dan ada buaya masuk ke sungai butong maka BKSD perlu melaukan sosialisai penanganan konflik agar penanganan ini tidak salah dalam penanganannya.

“Bagaimanapun satwa-satwa ini merupakan satwa yang dilindungi, kita mengundang sekitar 63 Kades se-Barut yang kita anggap daerahnya rawan terjadinya konflik antara satwa liar dengan manusia, yang wilayahnya berbatasan langsung dengan hutannya,” tandasnya.(SBI)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!