Kalimantan Tengah
Inflasi Didominasi Meningkatnya Indeks Harga Kelompok Bahan Makanan
PALANGKA RAYA,GERAKKALTENG.COM – Selama Mei 2018, Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,26 persen atau mengalami
kenaikan indeks harga dari 128,48 (April 2018) ke 128,81 (Mei 2018).
Inflasi di Palangka Raya didominasi oleh meningkatnya indeks harga kelompok bahan Makanan (0,55 persen), Sandang (0,55 persen), dan kesehatan (0,47 persen).
Laju inflasi tahun kalender (1,27 persen), juga didominasi oleh lonjakan kenaikan indeks harga kelompok bahan Makanan (2,53 persen), Sandang (2,43 persen), dan Kesehatan (1,79 persen). Sementara inflasi tahun ke tahun (2,11 persen) lebih
dipengaruhi oleh kelompok sandang (4,86 persen) dan kesehatan (3,77 persen).
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Hanif Yahya bersama Kepal Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Wuryanto saat menyampaikan keterangan pers terkait pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah, Senin (4/6/2018).
Lebih lanjut dikatakan Hanif,
di Kota Sampit (Kotim) juga terjadi inflasi sebesar 0,70 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari dari 133,51 (April 2018) menjadi 134,45 (Mei 2018). Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,45 persen) dan bahan makanan (1,38 persen). Laju inflasi tahun kalender di Sampit (2,50 persen) dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (3,53 persen), lebih tinggi dibandingkan di Palangka Raya.
Laju inflasi di Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (4,97 persen) dan sandang (3,00 persen). Tingkat inflasi tahun ke tahun didominasi oleh lonjakan kenaikan
indeks harga kelompok bahan makanan (4,75 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar (4,50 persen) dan sandang (3,87 persen).
Dari fluktuasi harga eceran komoditas pantauan selama Mei 2018, kelompok bahan makanan memiliki andil paling dominan terhadap inflasi di Palangka Raya (0,13 persen) dan di Sampit (0,37 persen). Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memiliki andil yang cukup tinggi terhadap inflasi di Sampit (0,23
persen), beberanya.
Menurutnya, komoditas utama pendorong terjadinya inflasi di Palangka Raya berasal dari daging ayam ras (0,09 persen) dan telur ayam ras (0,03 persen). Sedangkan di Sampit dipicu oleh jasa angkutan
udara (0,23 persen), daging ayam ras (0,18 persen), dan telur ayam ras (0,07 persen).
Sementara itu, komoditas utama yang berkontribusi terhadap potensi terjadinya deflasi di Palangka Raya adalah cabai rawit (0,03 persen) dan bawang putih (0,03 persen). Dua komoditas utama pendorong potensi terjadinya deflasi di Sampit adalah beras (0,09 persen) dan bawang putih (0,04persen), ucapnya. (Wan)