Kalimantan TengahKalteng Berkah
Gubernur Kalteng Hadiri Rakor Arahan Presiden RI
“Kita tahu bed occupancy rate (BOR), positivity rate, reproduksi efektif (Rt) sudah dibawah standar WHO. Artinya ada posisi yang baik dan ada posisi yang rendah. Tetapi perlu saya tekankan bahwa pandemi ini belum berakhir,” ucap Presiden. Joko Widodo juga menyampaikan, telah terjadi kenaikan kasus Covid-19 sebanyak 2 persen di seluruh Negara dalam 1 pekan terakhir.
GERAKKALTENG.com – PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengarahan Presiden Republik Indonesia (RI) kepada Kepala Daerah se-Indonesia. Rakor dihadiri secara virtual dari Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (25/10/2021).
Rapat dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Staf Kepresidenan, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara RI, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 saat ini belum berakhir.
“Kita tahu bed occupancy rate (BOR), positivity rate, reproduksi efektif (Rt) sudah dibawah standar WHO. Artinya ada posisi yang baik dan ada posisi yang rendah. Tetapi perlu saya tekankan bahwa pandemi ini belum berakhir,” ucap Presiden. Joko Widodo juga menyampaikan, telah terjadi kenaikan kasus Covid-19 sebanyak 2 persen di seluruh Negara dalam 1 pekan terakhir.
“Kasus harian dalam 4 hari ini, misalnya 22 Oktober hanya 760, 23 Oktober 802, 24 Oktober 623 dan 25 Oktober 460. Memang kalau dibandingkan saat puncak saat itu sampai 56.000, memang ini adalah angka yang sangat kecil sekali. Perkembangan kasus harian betul-betul turun sangat drastis tetapi hati-hati, tren dunia dalam minggu ini semua Negara naik yaitu naik 2 persen. Padahal 3 minggu, 4 minggu yang lalu trennya turun. Di Eropa misalnya dalam minggu ini naik sampai 23 persen, di Amerika Selatan naik 13 persen, ini lah yang harus mengingatkan kita bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian,” imbuhnya.
Joko Widodo mengatakan, terdapat 3 faktor yang dapat menimbulkan kasus baru. Belajar dari Negara lain, tren kenaikan kasus ini masalahnya ada 3 hal diantaranya pertama, realisasi yang terlalu cepat, tidak melalui tahapan-tahapan. Kedua, masalah protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi. Terakhir, hati-hati mengenai sekolah yaitu pembelajaran tatap muka.
“Tiga hal ini agar semuanya hati-hati,” tekan Joko Widodo.
Berdasarkan laporan survey yang diterima dari BIN, protokol kesehatan di sekolah yang harus terus dipantau adalah di kantin dan ditempat parkir. Joko Widodo berharap, kepada Para Gubernur dan jajaran Forkopimda, mengingatkan kepada Sekolah dan perlu manajemen pengawasan lapangan saat PTM.
Presiden juga meminta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati/Wali Kota, Kapolres, Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan tasting dan tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa. Sebagai informasi, ada 105 Kabupaten/ Kota di 30 Provinsi yang kasus positifnya naik meskipun sedikit tetapi tetap ini harus diwaspadai.
“Saya ingin mengingatkan agar kita semua memaksimalkan penggunaan platform peduli lindungi utamanya di Mall, tempat wisata dan pasar,” pungkasnya.
Gubernur didampingi Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo, Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng H. Nuryakin serta Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait. (sog)