DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur
Banyak Lomba dan Hadiah saat Mandi Safar
“Ada lomba menggambar tingkat SD/SMP sederajat, fashion busana muslim, mewarna tingkat TK, fotografi, kostum terbaik mandi safar, kreasi janur atau hiasan dari kelapa, hias kue atau wadai tradisional, merajah daun sawang serta syair habsyi. Semuanya itu nanti akan dilombakan sudah tentu ada hadiah menarik akan menanti pemenangnnya,” katanya.
gerakkalteng.com – SAMPIT – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim sebentar lagi akan melaksanakan kegiatan tahunan. Yakni mandi safar di Sungai Mentaya. Bukan hanya mandi safar yang akan digelar. Tapi banyak kegiatan, termasuk hadiah yang akan didapatkan warga nantinya. Diharapkan agar warga bisa ikut berpartisipai dalam kegiatan ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim Fajlurrahman mengatakan ada sekitar 7 kategori perlombaan yang akan diselenggarakan.
“Ada lomba menggambar tingkat SD/SMP sederajat, fashion busana muslim, mewarna tingkat TK, fotografi, kostum terbaik mandi safar, kreasi janur atau hiasan dari kelapa, hias kue atau wadai tradisional, merajah daun sawang serta syair habsyi. Semuanya itu nanti akan dilombakan sudah tentu ada hadiah menarik akan menanti pemenangnnya,” katanya.
Mandri safar itu akan diadakan pada 23 Oktober 2019, atau digelar pada Rabu terakhir bulan Safar.
“Warga nantinya menceburkan diri ke Sungai Mentaya atau peserta nantinya melalui Dermaga Habaring Hurung Sampit. Saya berharap kegiatan ini nantinya bisa diikuti oleh masyarakat Kotim. Apalagi kegiatan ini sudah menjadi tradisi nenek moyang kita. Bahkan bisa jadi mandi ini dilakukan di wilayah lain juga. Akan tetapi untuk Kalimantan Tengah sendiri, tradisi ini Kotim yang menyelenggarakannya,” ungkapnya.
Dia mengajak masyarakat agar bisa terlibat atau berpartisipasi nantinya dalam kegiatan ini.
“Sekali lagi kegiatan ini tanpa dipungut biaya sepeserpun. Jadi silahkan datang dan saksikan kegiatan ini. Dengan adanya kegiatan atau even semacam ini tentu akan menambah daya tarik daerah terutama nantinya bisa mendatangkan pendatang atau wisatawan untuk datang ke Bumi Habaring Hurung yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya nenek moyang.
“Dengan adanya kegiatan datau even ini agar masyarakat tidak lupa dengan budaya asli kita. apalagi Kotim atau Suku Dayak ini banyak budaya atau tradisi yang melekat atau masih ada sampai saat ini. dengan adanya kegiatan ini secara tidak langsung dapat mengedukasi masyarakat bahwa budaya kita banyak dan perlu untuk dilestarikan tentunya,” ungkapnya. (sog)