EDUKASI & RISTEK
Apresiasi Hadirnya Buku Saku Kementerian Pendidikan
“Karena sejauh ini sering terjadi gap antara pendidik PAUD dengan orangtua murid,” katanya, Senin 24 Januari 2022.
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Buku saku yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk Pendidik Anak Usia Dini (PAUD) yang mulai diserahkan ke tingkat kabupaten, salah satunya Kotawaringin Timur (Kotim) diharapkan mampu menghapus perbedaan atau gap antara pendidik PAUD dengan orangtua murid.
Bunda PAUD Kotim, Khairiyah Halikinnor mengatakan, melalui buku saku itu satuan Pendidikan harus melibatkan, harus bermitra dengan orangtua atau wali peserta didik dalam memantau proses perkembangan anaknya. Sehingga terciptalah sebuah sistem asesmen atau penilaian tumbuh kembang anak sesuai dengan peraturan pemerintah.
“Karena sejauh ini sering terjadi gap antara pendidik PAUD dengan orangtua murid,” katanya, Senin 24 Januari 2022.
Gap itu diantaranya disebabkan oleh kegiatan PAUD tidak mengizinkan anak untuk mempelajari baca tulis hitung secara abstrak terlebih menggunakan metode drill, tetapi lebih sebagai angka melalui proses bermain sambil belajar. Disatu sisi, para pendidik PAUD mau tidak mau harus menuruti keinginan orang tua yang mengharapkan anak-anaknya sudah bisa baca tulis hitung untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar, tanpa mengetahui efek negatif dari hal tersebut serta bagaimana tahapan perkembangan anak yang seharusnya di usia dini.
“Sementara masih ada orangtua yang tidak tahu tentang program pendidikan anak usia dini, membuat anak menjadi bingung dalam bersikap, apakah mengikuti pembiasaan dari gurunya atau mengikuti kebiasaan orang tuanya di rumah, karena apa yang telah diperoleh anak dari gurunya di satuan PAUD, tidak diterapkan di rumah,” jelasnya.
Lanjutnya, untuk itu diperlukan suatu metode atau cara agar antara orang tua dan pendidik PAUD bisa saling bersinergi dalam mendidik dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Oleh karenanya, dengan didistribusikannya buku saku kepada setiap orangtua peserta didik di setiap satuan PAUD, mampu mewujudkan sinergi antara orangtua peserta didik dengan satuan PAUD dalam rangka menghadirkan lingkungan belajar yang berkualitas yaitu sebuah lingkungan yang aman, nyaman dan mendukung tumbuh kembang anak-anak PAUD secara optimal.
“Dengan cara demikian secara langsung kita telah memperkuat kapasitas kemitraan antara orang tua/wali dengan satuan PAUD agar dapat memberikan pola pengasuhan yang terbaik untuk setiap peserta didik yang memiliki minat, bakat dan latar belakang yang sangat beragam,” harapnya.
Karena kehadiran buku tersebut menjadi acuan dalam setiap perencanaan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini guna meminimalisir penyimpangan yang mungkin terjadi.
“Jadi selain memberikan edukasi, buku ini juga menjadi petunjuk praktis apa yang semestinya menjadi pencapaian perkembangan anak usia dini sesuai tahapan usianya,” ucapnya. (Rik/sog)