EDUKASI & RISTEK
Orang Tua Diminta Dukung Program Vaksinasi Anak
“Ini lagi kita rancang bagaimana solusinya, mungkin nanti yang belum divaksin bisa datang ke puskesmas, kalau suatu saat mau divaksin. Jadi tidak di sekolah lagi. Nanti kita buat edaran barunya,” kata Kepala Puskesmas Baamang I, Supriadi, Selasa 25 Januari 2022.
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Tidak jarang masih ada sejumlah orang tua yang belum mengizinkan anaknya untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, terutama pada anak usia 6 hingga 11 tahun, atau jenjang Sekolah Dasar (SD). Khususnya di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), masih ada orangtua yang was-was untuk memberikan izin kepada anaknya mengikuti program vaksinasi. Sehingga pemerintah harus mencari solusi mengatasi hal tersebut.
“Ini lagi kita rancang bagaimana solusinya, mungkin nanti yang belum divaksin bisa datang ke puskesmas, kalau suatu saat mau divaksin. Jadi tidak di sekolah lagi. Nanti kita buat edaran barunya,” kata Kepala Puskesmas Baamang I, Supriadi, Selasa 25 Januari 2022.
Lanjutnya, mengingat masih cukup banyak orang tua yang belum mengizinkan anak-anaknya divaksin. Sementara vaksinasi di sekolah-sekolah sudah di jadwalkan, sehingga tidak bisa lagi melakukan vaksinasi di sekolah yang sama pada waktu berbeda.
“Kalau yang tidak setuju nanti mau divaksin bisa dilaporkan ke puskesmas, akan kami jadwalkan di puskesmas jadi tidak lagi di sekolah. Sebenarnya di sekolah ini kesempatan, apalagi stok vaksin ini terbatas. Namun kita juga tidak bisa memaksakan kalau orang tuanya tidak setuju,” tegasnya.
Disebutkan Supriadi, untuk jenjang SD pelaksanaan vaksinasi dikejar menggunakan vaksin jenis sinovac, pasalnya berdasarkan prediksi pemerintah bulan Februari mendatang merupakan puncak dari pandemi.
“Makanya kami tahan dulu untuk masyarakat umum yang sinovac. Kita mengejar target seperti yang dikatakan pusat untuk anak-anak SD terlebih dahulu. Karena mereka ini sangat rentan, apalagi pembelajaran tatap muka sudah dimulai,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu saat ia melaksanakan vaksinasi di salah satu sekolah di wilayah kerjanya, ada orang tua yang ingin anaknya divaksin di luar sekolah. Namun dirinya menjelaskan bahwa stok vaksin ini terbatas dan sulit jika bagi anak SD mendapatkan vaksin di luar sekolah.
“Saya jelaskan perlahan, akhirnya orang tuanya balik lagi menjemput anaknya agar ikut vaksin di sekolah. Karena kalau diluar sekolah belum tentu dapat vaksin dan secara gratis, apalagi untuk anak SD yang stoknya memang terbatas,” tandasnya. (Rik/sog)