Katingan
Flora dan Fauna TN Sebangau Bakal Diidentifikasi
TN SEBANGAU : Pengendali Ekosistem Hutan SPTN Sebangau wilayah III Katingan Yaya Suryana saat menunjukan papan informasi terkait kekayaan alam yang ada di TN Sebangau, Selasa (23/1).
KASONGAN,GK – Kekayaan flora dan fauna di kawasan Taman Nasional (TN) Sebangau bakal diidentifikasi. Upaya tersebut guna mengetahui sebaran hingga potensi berbagai jenis tanaman hingga binatang yang hidup bebas di kawasan konservasi tersebut.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Sebangau Wilayah III di Katingan Feri Ariessandy melalui Pengendali Ekosistem Hutan Yaya Suryana mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat bakal melaksanakan agenda rutin berupa identifikasi burung.
“Identifikasi itu rencananya dilaksanakan selama delapan hari, hasilnya akan masukan dalam data base sumber daya alam (SDA) TN Sebangau,” ungkapnya, Selasa (23/1).
Menurutnya, hasil dari laporan tersebut nantinya bakal digabungkan dengan SPTN di wilayah Palangka Raya dan Pulang Pisau. Sebab TN Sebangau melingkupi tiga wilayah kabupaten tersebut.
“Identifikasi burung tersebut kami mulai dari kawasan Sungai Kaki, khususnya di kawasan Sungai Sebangau Kecil Desa Sebangau Jaya Kecamatan Katingan Kuala,” imbuhnya.
Berdasarkan data sementara, sebutnya, kawasan TN Sebangau masih dihuni burung-burung langka semisal Tingang dengan berbagai jenis. Karena target merupakan satwa liar yang dilindungi, maka dibutuhkan kejelian, ketenangan, kesabaran, dan waktu yang cukup lama untuk diidentifikasi.
“Teknisnya, tim akan menyusuri sungai dan anak-anak sungainya dengan membawa kamera berlensa yang memadai. Kita akan mendengar suara-suara burung untuk menemukan lokasinya. Foto yang ditangkap akan dijadikan bahan untuk mengetahui jenis burungnya apa,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga telah mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan hewan penghuni TN Sebangau. Menurutnya, populasi hingga sebaran orang utan, bekantan, monyet ekor panjang, dan jenis primata lainnya cukup baik. Seperti di kawasan Panggu Alas, Sungai Bulan, Sungai Sebangau hingga Sungai Mangkok di wilayah Pulang Pisau.
“Kami juga melakukan identifikasi terhadap ikan, tumbuhan obat, dan jenis kayu-kayuan. Contohnya ramin, meskipun sebarannya tidak merata dan tidak sepadat dulu, namun saat ini masih ditemukan. Ramin itu adalah regenerasi sisa zaman pembalakan hutan lalu,” pungkasnya. (BS)