HEADLINEKalimantan Tengah
Bupati/Walikota dan Camat Diminta Segera Bentuk Tim Terpadu Cegah Karhutla
PALANGKA RAYA, GERAK KALTENG – Seluruh Bupati/Walikota diminta segera Membentuk Tim Terpadu Pencegahan Kabakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), dan khusus Bupati Barito Timur dan Bupati Sukamara segera membentuk BPBD kabupaten.
Hal ini merupakan salah satu dari delapan (8) point arahan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan, Penanggulangan Karhutla dan Pilkada serentak di Provinsi Kalimantan Tengah 2018 yang digelar di ballroom Swissbell Hotel Danum Palangka Raya, Selasa (13/3/2018).
Acara ini dihadiri sejumlah bupati dan Walikota, anggota DPD RI, DPR RI DAD Kalteng, Polda dan Polres se Kalteng, Damrem dan pejabat SOPD lainnya.
Selain itu, arahan gubernur. TNI, Polri sampai jajaran tingkat desa untuk mendukung dan bersinergi dengan BPBD kabupaten/kota, KPH, Manggala Agni, DAD kabupaten/kota, camat, damang dan perusahaan dalam penanggulangan Karhutla.
Siapkan seluruh peralatan dan personil, lakukan latihan secara periodik. Perkuat sistem komando penanganan Karhutla, semua operasi pencegahan dan penanggulangan di bawah komando Komandan Satgas dan seterusnya.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan tahun 2016-2017 Kalteng memasuki musim kemarau basah sehingga tingkat kebakaran hutan menurun karena banyak intensitas hujan, namun demikian tidak membuat kita menjadi bangga karena tidak ada kebakaran hutan dan lahan.
Justru yang harus diwaspadai adalah ketika ada badai el nino yang terjadi 4-5 tahun sekali, karena saat itulah tingkat kebakaran hutan dan lahan cukul tinggi. Makanya saat terjadi badai el nino, jangan ada masyarakat/ perusahaan yang membakar hutan dan lahan.
Gubernur juga minta kepada amggota DPD RI, Hamdani dan DPR RI, Rahmat Hamka Nasution perwakilan Kalteng agar turut memperjuangkan alat-alat maupun perkebunan kepada masyarakat yang ramah lingkungan, sehingga tidak mengharuskan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar.
Danrem 102/Panju Panjung Kolonel Arm M. Naudi Nurdika,S.I.P.,M.Si sekaligus Komandan Satgas Karhutla mengatakan sepanjang tahun 2016-2017 hot spot atau titik api di wilayah Kalimantan Tengah mengalami penurunan, karena kemarau basah. Namun pada tahun 2015 saat terjadi badai el nino dampak kebakaran hutan dan lahan sangat merugikan masyarkat Kalteng dari berbagai aspek.
Tahun 2018 ini diindikasikan memasuki musim kemarau kering, artinya akan ada peningkatan musim kemarau lebih lagi dibanding tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, perlu kita lakukan evaluasi hal yang sudah dilakukan tahun sebelumnya, patroli dilakukan secata optimal. Masyarakat juga diharapkan sudah memahami kenapa dilarang membakar hutan dan lahan pada saat musim kemarau.
Pencegahan dan penanggulangan karhutla ini juga terbagi dalam lima ops yakni Palangka Raya, Kapuas, Katingan, Muara Teweh dan Pangkalan Bun yang sudah terbentum di desa dan kecamatan sehingga dapat membantu mencegah kebakaran hutan lahan. (Wan)