KASONGAN,GERAKKALTENG.COM– Program Pemerintah Pusat untuk melakukan konversi Bahan
Bakar Minyak (BBM), khususnya Minyak Tanah (Mitan) ke Liquefied
Petroleum Gas (LPG) bersubsidi isi 3 KG sebenarnya sangatlah baik dan
disambut baik pula oleh sebagian besar rakyat di seluruh Indonesia,
termasuk juga masyarakat Kabupaten Katingan.
“Karena, disamping
efektif dan efesien penggunaannya, juga sangat murah harganya jika
dibandingkan dengan menggunakan mitan,” kata Karyadi, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan, Selasa (17/4/2018).
Meskipun awalnya memang bagus dan masyarakat menyambut gembira tentang
konversi tersebut. Namun belum sampai dua tahun berlalu harga di
pedagang eceran yang hanya dengan kisaran antara Rp 21 ribu hingga Rp
22 ribu pertabung pada saat itu, kini di kota Kasongan dan sekitarnya
sudah naik melambung dengan kisaran antara Rp 33 ribu hingga Rp 35
ribu pertabung.
Bahkan, di kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai dengan kisaran antara Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu pertabung.
Khusus untuk harga di kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai, dengan
harga dengan kisaran antara Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu pertabung
seperti itu menurutnya sangat mencekik masyarakat di dua kecamatan
tersebut.
“Intinya, tingkat ekonomi masyarakat yang sudah menurun
tajam untuk saat ini, ditambah lagi melonjaknya harga LPG bersubsidi
isi 3 KG. Sehingga masyarakat di dua kecamatan tersebut semakin
sakit,” jelas anggota dewan asal daerah pemilihan (dapil) Katingan II
yang meliputi wilayah kecmatan Katingan Kuala, Mendawai, Kamipang dan
Tasik Payawan ini, seraya menjelaskan tentang harga perkilogramnya,
yaitu sekitar Rp 16 ribu, atau jauh melebihi dari harga LPG non
bersibsidi.
Adapun harga LPG isi 3 KG bersubsidi yang dibeli di pedagang eceran di
kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai dimaksud menurutnya bukan hanya
berdasarkan laporan masyarakat saja, tapi memang dirinya sendiri saat
melakukan reses kedua di tahun 2018, yang dilaksanakan pada 9 hingga
14 April 2018 pekan lalu.
Melihat keadaan seperti itu, anggota dewan yang sedang menyelesaikan
pendidikan doktoral (S-3)-nya di Universitas Diponegoro ini meminta
dengan tegas kepada Pemerintah Kabupaten Katingan agar secepatnya
menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG bersubsidi isi 3 KG yang
sangat menyakitkan masyarakat Katingan Kuala dan Mendawai pada
khususnya, dan masyarakat Katingan pada umumnya ini. “Sehingga
masyarakat Katingan benar-benar merasakan, bukan hanya merasakan
efektif dan efesiennya menggunakan LPG dalam masak memasak di dapur,
tapi merasakan pula murahnya menggunakan LPG daripada mitan,” tegas
legislator Partai berlambang bintang mercy ini.(Tri)