DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur
Tim SANRS,Akreditasi RSUD dr Murjani Menuju Rumah Sakit Rujukan Nasional
Sketsa pembangunan RSUD dr Murjani Sampit di Jalan HM Arsyad Sampit yang akan menjadi rumah sakit rujukan bertaraf nasional.
SAMPIT,GERAKKALTENG.COM – Survei Simulasi Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit (SANRS)) edisi I terhadap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Saat ini tinggal menunggu hasil dari simulasi tersebut.
Tim survei tersebut berasal dari tim surveyor komisi akreditasi rumah sakit nasional. Ini menjadi kebanggaan dan juga tantangan bagi manajemen rumah sakit dalam melakukan perubahan secara menyeluruh. Tim akreditasi ini yang berwenang untuk menilai, baik standar operasional rumah sakit sampai pada pelayanan kepada pasien. Simulasi ini sangat penting sebelum melaksanakan real survei pada April mendatang.
Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Denny Muda Perdana melalui dr Yulia Nofiany selaku ketua akreditasi mengatakan, saat ini pihaknya melakukan simulasi SANRS yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Hal ini untuk melihat kesiapan dan juga kesanggupan RSUD. Apalagi penilaian dari pelayanan ini sangat menentukan untuk peningkatan akreditasi.
“Jika melihat penilaian dari SANRS ini ada 16 bab yang terdiri dari 3 komponen dan 1.500 elemen penilaian di dalamnya. Untuk itu, kami akan berusaha secara maksimal agar standar tersebut dapat terpenuhi, arahnya rumah sakit rujukan nasional. Tetapi, bukan hanya rujukan berskala nasional saja menjadi tujuan. Jika bisa ke arah rujukan berskala internasional apabila mendapatkan predikat memuaskan. Paling tidak SANRS tersebut mendapatkan bintang 5,” jelasnya.
Yulia menambahkan, di dalam SANRS tersebut ada 3 bab yang dibahas. Yakni sasaran keselamatan pasien, standar pelayanan berfokus pasien dan standar menajemen rumah sakit. “Apabila dalam real survei pada April mendatang rumah sakit mendapatkan nilai yang memuaskan, maka ke depannya rumah sakit yang menjadi kebanggaan warga Kotim ini salah satu rumah sakit rujukan nasional di Kalimantan Tengah,” jelasnya.
Apalagi saat ini, rumah sakit sedang melakukan pembangunan secara menyeluruh yang menelan biaya hampir ratusan miliar. “Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan secara menyeluruh. Selain itu, Kotim sudah selayaknya memiliki rumah sakit yang mampu menjadi rujukan,” tegasnya.
Yulia mengatakan, standar akreditasi I ini merupakan standar baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional. Disebut dengan edisi I karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit. “Tentunya dengan peningkatan akreditasi, masalah pelayanan kepada pasien di Kotim ini dapat terlayani secara maksimal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.
Pihaknya mengharapkan semua pihak mendukung apa yang dilakukan rumah sakit untuk melakukan peningkatan pelayanan. Khususnya pembangunan rumah sakit yang saat ini sedang berjalan. Sebab, pembenahan melalui pembangunan sarana dan prasarana yang memadai akan berpengaruh pada peningkatan akreditasi rumah sakit. “Selain itu pula, ke depan akan ada peningkatan sumber daya manusia, khususnya pegawai rumah sakit yang bekerja yang harus disiapkan untuk meningkatkan pelayanan,” tegasnya. (tri)