Katingan

Kerukan Hantipan di Katingan Kuala Menuju Sampit Surut, Warga Makin Terisolasi

"Sebenarnya kalau mau ke Kasongan bisa melalui Sungai Katingan, tapi sejauh ini belum ada taxi rute di jalur ini, kecuali carter dengan biasa luamayan mahal, " sebut Anang, warga Pegatan Kecamatan Katingan Kuala, Selasa, (27/4/2021).

Kasongan – Kerukan Hantipan di wilayah Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai Kabupaten Katingan menuju wilayah Sampit Kabupaten Kotim sejak sepekan terakhir surut.

Akibatnya,  kelotok penumpang maupun barang yang biasa hilir mudik dari wilayah Sampit menuju Mendawai maupun Katingan Kuala kini berhenti operasi karena kandas.

Kondisi ini memaksa warga di dua wilayah kecamatan itu jika hendak bepergian ke Kasongan maupun wilayah lain harus melalui pesisir Laut Jawa menuju Sampit dengan menantang risiko. Pasalnya saat ini gelombang laut sedang tinggi,  sehingga speed boat yang membawa penumpang dari wilayah itu kadang berangkat subuh untuk menghindai gelombang tinggi.

“Sebenarnya kalau mau ke Kasongan bisa melalui Sungai Katingan,  tapi sejauh ini belum ada taxi rute di jalur ini, kecuali carter dengan biasa luamayan mahal, ” sebut Anang,  warga Pegatan Kecamatan Katingan Kuala,  Selasa,  (27/4/2021).

Sejauh ini,  tutur Anang,  masyarakat di dua wilayah kecamatan yakni Katingan Kuala dan Mendawai jika hendak bepergian ke luar daerah misalnya ke Sampit atau Kasongan maupun daerah lainnya masih mengandalkan transportasi sungai ataupun laut.

Pasalnya hingga saat ini belum ada jalan darat yang tembus dari wilayah Kasongan ke wilayah dua kecamatan tersebut.

Sono,  warga Pegatan lainnya mengaku jika selama ini warga Katingan Kuala dan Mendawai terisolasi karena transportasi darat belum tembus ke wilayah itu.

“Dari dulu sampai sekarang ya kami masih mengandalkan transportasi sungai dan laut,” katanya.

Menurutnya,  saat kondisi musim penghujan banyak warga Pegatan dan desa lainnya saat bepergian melalui Kerukan Hantipan yang tembus sampai wilayah Kabupaten Kotim atau Sampit.

Namum saat kondisi kemarau seperti saat ini,  kerukan ini kandas dan tidak bisa lagi dilalui kelotok ataupun CES.

“Transportasi yang bisa ya lewat Laut Jawa dan Sungai Katingan,  tentu dengan biaya lebih mahal dibanding lewat Kerukan Hantipan,” imbuh Sono.

(tri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!