DPRD Kotawaringin TimurEDUKASI & RISTEKKotawaringin Timur
Ikut Berendam, Wabup Kotim Motivasi Anak-Anak Terdampak Banjir
"Kalian harus tetap rajin belajar, meskipun kondisinya tidak memungkinkan seperti ini. Untuk bisa menjadi seorang pemimpin, kalian jangan pernah malas untuk belajar. Semangat terus ya,” kata Irawati di hadapan anak-anak yang sedang bermain di lokasi banjir, Sabtu (11/9/2021).
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Anak-anak korban banjir di beberapa kecamatan di wilayah Utara dan Hilir Kabupaten Kotawaringin Timur didorong untuk tetap bejalar, meskipun kondisi di lokasi banjir tidak memungkinkan.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Kotawaringin Timur (Kotim), Irawati saat meninjau lokasi banjir sekaligus memberikan bantuan sosial bagi warga terdampak banjir di wilayah Kecamatan Kotabesi seperti warga yang tinggal Desa Rasau Tumbuh, Suren,Simpur, dan Desa Palangan.
“Kalian harus tetap rajin belajar, meskipun kondisinya tidak memungkinkan seperti ini. Untuk bisa menjadi seorang pemimpin, kalian jangan pernah malas untuk belajar. Semangat terus ya,” kata Irawati di hadapan anak-anak yang sedang bermain di lokasi banjir, Sabtu (11/9/2021).
Wabup mengaku, salut dengan anak-anak yang disini, walaupun mereka telah mengalami bencana banjir, tapi mereka semua begitu bersemangat. Menurutnya, kehadirannya di tengah masyarakat yang mengalami banjir merupakan suatu kebahagiaan tersendiri lantaran pihaknya dapat melihat wajah-wajah penuh semangat meski mengalami musibah.
Dia menambahkan, kedatangannya ke beberapa desa itu juga sekaligus melihat pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir. Dikatakannya hal itu penting dilakukan, mengingat warga rentan terkena berbagai penyakit pascabanjir.
“Semoga semuanya diberikan kesabaran, keihklasan, dan kesehatan serta selalu dalam lindungan Allah SWT,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Kotabesi Ninuk Muji Rahayu mengaku, beberapa desa di wilayah Kecamatan Kota Besi rutin dilanda banjir kiriman dari wilayah hulu karena kecamatan ini menjadi tempat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Tualan dan Sungai Mentaya, sehingga sungai dengan mudah meluap jika di wilayah hulu terjadi banjir dan airnya turun ke Kota Besi.
Dikatakannya, Desa Hanjalipan adalah desa terparah dilanda banjir saat ini dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter. Di desa yang geografisnya berbentuk cekungan ini terdapat 313 rumah dan semua terendam banjir lantaran air terus naik antara tiga hingga 10 centimeter dalam beberapa hari terakhir.
Banjir yang merendam desa di pinggir sungai itu menyebabkan 427 kepala keluarga yang terdiri dari lebih dari 1.000 jiwa menjadi korban banjir. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke tempat kerabat maupun ke perumahan karyawan di perusahaan tempat mereka bekerja.
“Banjir kali ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya hanya Desa Hanjalipan yang terendam, kini desa lainnya juga tidak luput dari musibah ini yaitu Desa Palangan, Sore, Rasau Tumbuh, Simpur, Pamalian dan Dusun Pemadoan Desa Pamalian,” tukasnya. (sog)