EDUKASI & RISTEK
Inovasikan Bawang Dayak Menjadi Hand Sanitizer
“Cairan itu dibuat oleh siswa-siswi kami dengan bahan herbal yaitu Bawang Dayak. Itu karena masih tingginya kebutuhan cairan pembersih tangan di tengah pandemi Covid-19,” katanya, Selasa 21 Juni 2022.
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Ketapang, Kotawaringin Timur (Kotim) kembali membuat inovasi baru. Kali ini menciptakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer dari ekstrak bawang dayak.
Pembina Adiwiyata SDN 4 Ketapang Asykuriah mengatakan, pembuatan cairan pembersih tangan tersebut karena tingginya kebutuhan akan pembersih tangan di tengah pandemi virus Corona lalu.
“Cairan itu dibuat oleh siswa-siswi kami dengan bahan herbal yaitu Bawang Dayak. Itu karena masih tingginya kebutuhan cairan pembersih tangan di tengah pandemi Covid-19,” katanya, Selasa 21 Juni 2022.
SD yang menyandang gelar sekolah Adiwiyata Nasional dan juga berhasil meraih juara 2 tingkat nasional INNOVAKIDS 2022 tersebut membudidayakan tanaman obat sendiri di sekolahnya, seperti tanaman Bawang Dayak.
“Bahan baku cairan pembersih tangan itu kami peroleh dari hasil budidaya sendiri. Dalam pembuatannya mereka mencampurkan ekstrak Bawang Dayak dengan campuran alkohol, air dan gliserin. Siswa kami empat orang yang meneliti yaitu Nafisa Qirla Rindani, Jaelani, Aisyah Sifa dan Zakiyah, dibimbing oleh Sella Mega Utami selaku guru di SDN 4 Ketapang,” sebutnya.
Alasan pembuatan cairan tersebut lantaran tanaman khas Kalimantan itu mengandung flavonoid, tanin, saponin yang efektif membunuh virus penyebab flu. Cairan pembersih ini telah diuji mikrobiologi di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dengan metode Total Plate Count (TPC) atau metode untuk menghitung mikroba yang terdapat pada sampel makanan dan produk hasil pertanian.
“Memang pada uji sampel pertama cairan pembersih tangan bawang dayak dari SDN 4 Ketapang ini belum menunjukkan penurunan angka kuman yang signifikan dalam membunuh mikroba. Tapi setelah pengujian sampel kedua hasilnya menunjukkan efektivitas cairan pembersih tangan bawang dayak dalam membunuh mikroba,” tegasnya.
Sementara Kepala Labkesda Kotim, Liza Damayanti mengapresiasi pembuatan produk cairan pembersih tangan ekstrak bawang dayak yang telah diproduksi oleh siswa-siswi SDN 4 Ketapang. Menurutnya baru kali ini ada siswa tingkat sekolah dasar yang menguji produk cairan pembersih tangan di Labkesda.
“Itu sangat luar biasa. Karena selama ini umumnya kami ikut membantu pengujian produk dan penelitian dari siswa-siswi tingkat SMP, SMA dan SMK saja. Kami sangat senang dari SDN 4 Ketapang telah muncul peneliti cilik yang sudah berani berkreasi, berinovasi. Semoga kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi,” ucapnya. (Rik/Sog)