EDUKASI & RISTEK

Jangan Ada Perpeloncoan dan Perundungan Selama MPLS

“Meski niatnya untuk menghibur dan melatih mental anak, namun faktanya hal itu tidak bersifat mendidik. Makanya sekarang tidak digunakan lagi. Kalau ada ditemukan sekolah yang melakukan perpeloncoan termasuk dalam penggunaan atribut, maka kami dari Disdik akan memberikan sanksi bagi sekolah maupun pelaku perpeloncoan,” tegasnya, Senin 11 Juli 2022.

GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Susiawati dengan tegas mengingatkan, agar dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru ini tidak ada perpeloncoan yang dilakukan.

Dijelaskannya, MPLS yang dikenal saat ini berbeda pelaksanaannya dengan jaman dulu yang disebut Masa Orientasi Siswa (MOS). Yakni jaman dulu peserta didik baru diminta menggunakan atribut berbagai macam serta adanya tugas yang aneh-aneh harus dilakukan.

“Meski niatnya untuk menghibur dan melatih mental anak, namun faktanya hal itu tidak bersifat mendidik. Makanya sekarang tidak digunakan lagi. Kalau ada ditemukan sekolah yang melakukan perpeloncoan termasuk dalam penggunaan atribut, maka kami dari Disdik akan memberikan sanksi bagi sekolah maupun pelaku perpeloncoan,” tegasnya, Senin 11 Juli 2022.

Ia juga menyebutkan, pihaknya sudah menyerahkan petunjuk teknis (Juknis) terkait pelaksanaan MPLS kepada seluruh satuan pendidikan yang ada di Kotim, baik jenjang TK/PAUD, SD dan SMP yang merupakan satuan pendidikan dibawah binaan Disdik Kotim.

“Dan di dalam juknis itu sudah kami ingatkan dan tegaskan agar sekolah melaksanakan MPLS dengan kegiatan sewajarnya. Jika dalam pelaksanaannya masih terdapat perpeloncoan atau hal yang menjurus ke pelanggaran itu akan ditindaklanjuti oleh Disdik. Bila terbukti akan ada sanksi tegas,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya tidak bermaksud untuk membatasi kreativitas sekolah dalam kegiatan MPLS. Boleh saja menuangkan ide kreatif asal tidak menjurus ke perpeloncoan, misalnya saat mengenal lingkungan menggunakan atribut berbahan barang bekas atau plastik, tapi dibuat dengan baik. Contoh dari bahan daur ulang sampah.  (Rik/Sog)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!