EDUKASI & RISTEKKotawaringin Timur
Melalui Kurikulum Merdeka, Guru Dituntut Terus Belajar
“Begitu juga dengan kepala sekolah agar termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya agar menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi,” kata Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim), Suyoso, Selasa 29 November 2022.
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Asesmen Nasional yang juga bagian program merdeka belajar, membuat peserta didik tidak perlu khawatir dengan tes kelulusan. Sebab, asesmen tidak bertujuan untuk menghukum murid dan guru, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar.
“Begitu juga dengan kepala sekolah agar termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya agar menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi,” kata Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim), Suyoso, Selasa 29 November 2022.
Lanjutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang dan Perbukuan) mendorong sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui asesmen nasional.
“Asesmen ini lebih komprehensif karena tidak hanya mengukur hasil belajar kognitif peserta didik, yaitu literasi dan numerasi. Akan tetapi juga mengukur sisi sosial emosional atau karakter siswa, seperti kecenderungan untuk kreatif, bernalar kritis, akhlak terhadap sesama dan alam sekitar, empati, serta gotong royong,” jelasnya.
Tambahnya, hal ini juga mengukur kualitas sekolah sebagai lingkungan belajar, karena hal itu akan dijawab langsung oleh peserta didik ketika mengikuti asesmen secara online.
“Maka dari itu asesmen ini harus diikuti dan merupakan bagian penting dari merdeka belajar, karena anak-anak akan menjawab dan menggambarkan sendiri bagaimana kondisi tempat dia belajar sehingga bisa dievaluasi kedepannya,” tukasnya. (rik/aga)