DPRD Kalimantan Tengah

Terus Perkuat Program Literasi Budaya Baca Anak

Foto: Anggota Komisi III DPRD Kalteng, Wengga Febri Dwi Tanada

GERAKKALTENG.com – Palangka Raya – Anggota Komisi III DPRD Kalteng, Wengga Febri Dwi Tanada, menegaskan pentingnya upaya meningkatkan minat baca anak di Kalimantan Tengah melalui program literasi yang terus berjalan pada berbagai satuan pendidikan.

Wengga mengungkap, program ini menjadi pijakan penting untuk memperkuat kualitas generasi muda di daerah.

Dikatakan, literasi tidak hanya sekadar membaca buku, tetapi juga memahami informasi dan mampu mengolahnya menjadi pengetahuan. Menurutnya, pondasi itu harus dibentuk sejak usia sekolah dasar agar anak-anak lebih mudah berkembang.

“Pemerintah daerah dan sekolah perlu saling berkolaborasi dalam penyediaan fasilitas baca yang layak. Hal tersebut dianggapnya sebagai kunci agar minat baca tidak hanya menjadi slogan, tetapi kebiasaan yang tumbuh setiap hari,” jelasnya.

Lebih jauh Wengga menuturkan, beberapa sekolah yang telah mengikuti rangkaian program literasi menunjukkan peningkatan antusiasme siswa. Kegiatan seperti pojok baca, kelas dongeng, hingga lomba literasi dianggap mampu membangkitkan rasa ingin tahu anak.

Dirinya juga menggarisbawahi, guru memiliki peran penting dalam menghidupkan suasana belajar yang mendorong anak lebih aktif membaca.

“Semangat literasi itu muncul ketika guru, orang tua, dan lingkungan berjalan searah,”kata Wengga.

Disampaikan, literasi bukan hanya kebutuhan akademik, tetapi juga modal anak dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin cepat. Anak yang terbiasa membaca akan lebih selektif menyaring informasi.

Wengga menjelaskan, DPRD Kalteng terus mendorong alokasi anggaran yang mendukung penyediaan buku bacaan yang lebih bervariasi. Terutama buku yang sesuai usia dan budaya lokal sehingga anak merasa dekat dengan isi bacaan.

Ia bahkan berharap, daerah-daerah yang jauh dari pusat kota dapat memperoleh akses literasi yang sama. Karena itu, ia menilai perpustakaan keliling dan program distribusi buku harus diperkuat pada tahun 2025.

“Sekolah ini juga mengajak masyarakat untuk berperan dalam mendorong anak lebih akrab dengan buku. Kegiatan membaca bersama keluarga disebutnya mampu membangun kedekatan sekaligus melatih daya pikir anak,”ucapnya.

Wengga menambahkan, program literasi diharapkan tidak berhenti sebagai kegiatan tahunan semata, tetapi menjadi budaya jangka panjang yang terus berkembang. Ia ingin anak-anak Kalteng tumbuh sebagai generasi yang kritis dan kreatif.

Ia juga mengapresiasi sejumlah komunitas literasi yang aktif mengadakan acara baca bersama dan berbagi buku di berbagai kabupaten. Menurutnya, gerakan masyarakat itu memberi warna positif bagi perkembangan pendidikan daerah.

Dalam kesempatan itu, Wengga kembali mengimbau pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah yang masih minim sarana. Ia menilai pembaruan fasilitas sangat diperlukan agar anak merasa nyaman saat membaca.

Program literasi juga diyakininya mampu mendorong anak-anak lebih siap menghadapi persaingan global. Kemampuan memahami informasi secara cepat menjadi modal penting di era digital.

Ia pun mengajak sekolah untuk terus berinovasi dalam metode literasi sehingga tidak monoton dan menarik bagi siswa.

“Anak-anak akan lebih bersemangat ketika metode yang digunakan kreatif,” tuturnya.

Sebagai penutup, Wengga menyebut, komitmen bersama adalah kunci keberhasilan gerakan literasi. Ia berharap seluruh pihak dapat terus mendukung program ini demi masa depan anak-anak Kalteng yang lebih cerah. (Pem/*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!