Katingan
Digerus Banjir, Jalan Petak Bahandang Rusak
TERGERUS BANJIR : Jalan Desa Petak Bahandang Kecamatan Tasik Payawan rusak berat akibat digerus luapan banjir Sungai Katingan, Diperkirakan Hingga Maret Intensitas Hujan Masih Tinggi
KASONGAN,GK- Berdasarkan prakiraan cuaca, curah hujan dengan intensitas tinggi masih melanda Kabupaten Katingan dan sekitarnya hingga Maret 2018 mendatang. Kondisi itu diharapkan menjadi perhatian semua pihak, terutama masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Katingan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Katingan Icing mengatakan, informasi prakiraan cuaca tersebut didapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalteng.
“Hujan deras diperkirakan masih berlangsung hingga bulan Maret 2018, bahkan di beberapa wilayah di Kabupaten Katingan hujannya diperkirakan bakal di atas normal. Data itu bersumber dari informasi BMKG Provinsi Kalteng,” ungkapnya, Selasa (23/1).
Kendati sebatas prakiraan, namun informasi itu menjadi perhatian bagi seluruh pihak terhadap potensi bencana banjir ke depan. Oleh sebab itu, masyarakat yang bermukim di bantaran DAS Katingan diminta waspada akan datangnya musibah tersebut.
“Informasi yang kita dapat itu sifatnya rutin per tiga bulan sekali. Namun kondisinya bisa saja berubah sewaktu-waktu, sebab kondisi cuaca tidak ada yang bisa memastikan. Untuk prakiraan cuaca tiga bulan selanjutnya, kita masih belum tahu apakah masih hujan atau malah kemarau,” jelasnya.
Terkait musibah banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tasik Payawan belum lama ini, jelasnya, mengakibatkan kerusakan jalan di sejumlah desa. Contohnya seperti jalan di dalam Desa Petak Bahandang.
“Sekarang banjir di sana sudah surut total. Kerusakan jalan itu sebenarnya sudah terjadi sejak banjir tahun 2017 lalu. Kerusakan lebih karena tidak ada siring jalan, sehingga membuat tanah timbunan mudah tergerus air banjir,” jelasnya.
Kondisi serupa juga terjadi di seluruh desa di Kecamatan Tasik Payawan. Menurutnya, banjir awal tahun ini tidak terlalu berdampak besar, lantaran sifatnya sekedar lewat. Kendati demikian, banjir membuat akses warga terganggu.
“Kalau banjir di sana hampir tiap tahun terjadi, karena letak geografis dan kondisi tanah yang cukup rendah. Sehingga air sungai mudah sekali meluap, begitu juga dengan ketinggian jalan di beberapa desa tergolong rendah,” jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya belum menggunakan satu sen pun anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah daerah untuk menangani kejadian tanggap darurat. Hal itu seiring belum ada bencana yang statusnya ditingkatkan menjadi tanggap darurat. Dana tersebut tersimpan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Katingan.
“Tahun ini Pemkab Katingan menyiapkan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Dana itu nantinya bisa digunakan untuk keperluan tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan, banjir, dan bencana lainnya. Tapi dengan catatan, bahwa status bencananya sudah dinyatakan tanggap darurat, kalau belum bisa menggunakan anggaran di instansi terkait,” pungkasnya. (BS)