Kalimantan TengahPalangka Raya
Harga Daging Ayam Naik Dua Kali Lipat
PALANGKA RAYA,GERAKKALTENG.COM – Meskipun hari raya Idul Fitri telah usai, namun harga kebutuhan pokok khususnya daging ayam di pasaran masih tinggi. Sampai hari ini, harga daging ayam mencapai Rp50 ribu/kg, bahkan pada H-2 Hari Raya Lebaran sempat tembus mencapai Rp80/kg khusus untuk makanan pentol bakso (daging ayam).
Kenaikan harga daging ayam ini, bukan pedagang yang manikan, tapi karena dari pemasok Banjarmasin (Kalsel) sudah mengalami kenaikan, sehingga harga di Palangka Raya juga menyesuaikan, ungkap Koordinator Pedagang Pasar Besar Palangka Raya, H Hamidan kepada gerakkalteng.com, Selasa (19/6/2018).
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya sangat menyangkan harga daging ayam melonjak tinggi di hari Raya Lebaran ini, bahkan tahun ini naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sehingga tidak hanya masyarakat atau konsumen yang mengeluh, pedagang sendiri pun mengeluhkan hal yang sama karena dagangannya sepi pembeli.
Kenaikan harga daging ayam ini selalu terjadi setiap tahun, baik itu hari raya Idul Fitri maupun Natal dan Tahun Baru. Seharusnya ini dapat menjadi pelajaran dan pengalaman bagi pemerintah, sehingga kedepan ada antisipasi kenaikan harga kebutuhan. Namun kenyataannya, selalu terjadi kenaikan harga, terkesan tidak ada perhatian dari pemerintah daerah, tegas Hamidan.
Menurutnya, selama ini Palangka Raya mendapat pasokan daging ayam dari Kalsel sebesar 70 persen, sisanya dari peternak lokal Palangka Raya.
Jadi ketergantungan pasokan dari daerah lain ini masih tinggi. “Inilah yang kita minta kepada pemerintah provinsi maupu pemerintah kota, bagaimana solusinya supaya kita tidk tergantung lagi dengan daerah lain dan harga tidak bisa dipermainkan,” ujar Hamidan lagi.
Menurutnya, seharusnya pemerintah bisa bekerjasama dengan para investor peternak dari luar untuk mengembangkan ternak ayam skala besar di Palangka Raya, tinggal menyediakan lahan saja. Kemudian peternak lokal juga harus diperhatikan dengan memberikan tenaga penyuluh untuk pelatihan, pemberian bibit, melibatkan tenaga ahli atau dokter hewan untuk pengembang biakan ayam agar terhindar dari resiko kematian ternak dan lain sebagainya.
Kalau masyarakat atau peternak lokal diberdayakan, pihaknya yakin perlahan ketergantungan pasokan dengan daerah lain bisa berkurang, asalkan komitmen mengembangkan ternak ayam untuk kebutuhan di Palangka Raya, terangnya.
Hamidan menambahkan, dirinya yakin kalau pemerintah daerah serius ingin mengembangkan ternak ayam yang besar, tidak ada yang mustahil. Libatkan semua pihak termasuk Dinas Peternakan untuk pembinaan peternak, perbankan, BI dan para pedagang untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan ini supaya tahun depan tidak terjadi kanaikan lagi.
Kenapa daerah lain seperti Kalsel, bisa berkembang ternak ayamnya, karena pemerintah disana sangat serius memperhatikan peternak lokal setempat. Dinas Peternakan setempat aktif membina para peternak ayam, bagaimana cara pengembang biakan, memberikan penyuluhan, menyediakan dokter hewan untuk memeriksa kesehatan ternak.
Disamping itu, kata Hamidan, pemerintah setempat juga menyediakan lahan untuk investor peternak besar. Pihak perbankan juga dilibatkan agar peternak lokal bisa mengakses permodalan dengan mudah.
Demikianlah diharapkan kepada pemerintah provinsi Kalteng dan Palangka Raya supaya serius memperhatikan perternak lokal dan pengembangannya agar tidak tergantung lagi dengan daerah luar, harapnya. (Wan)