HEADLINEKalimantan TengahPalangka Raya
IHK Kalteng Selama Bulan Maret 2019, Terjadi Deflasi di Dua Kota Ini
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri, didampingi oleh Kabid Statistik Distribusi dan Jasa Bambang Supriono, dalam release Berita Resmi Statistik, Senin (01/04) siang ini.
PALANGKA RAYA,Gerakkalteng.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), selama bulan maret 2019, telah terjadi deflasi di 2 (dua) kota, yakni di Palangka Raya 0,03 persen dan di Sampit 0,01 persen.
Hal ini disampaikan langsung, oleh Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri, didampingi oleh Kabid Statistik Distribusi dan Jasa Bambang Supriono, dalam release Berita Resmi Statistik, Senin (01/04) siang ini.
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 0,86 persen, dan deflasi tertinggi di Tual 3,03 persen.
Kepala BPS Kalteng Yomin mengatakan, IHK di Kalteng, mengacu pada tingkat deflasi yang terjadi di 2 (dua) kota, yakni di kota Palangka Raya sebesar 0,03 persen dan di Sampit sebesar 0,01 persen. Kedua kota tersebut menempati peringkat ke 55 dan ke 54 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional.
“Deflasi di Kota Palangka Raya, dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 0,31 persen, perumahan air listrik gas dan bahan bakar 0,04 persen dan kesehatan 0,03 persen.”
Dirinya menuturkan, selama bulan Maret 2019, di Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,03 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 132,60 pada bulan Februari 2019, menjadi 132,56 pada bulan Maret 2019.
Laju inflasi tahun kalender 0,52 persen, dipengaruhi oleh lonjakan kenaikan indeks harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,19 persen, dan sandang sebesar 0,82 persen.
Sementara itu, inflasi di Palangka Raya dari tahun ke tahun sebesar 3,47 persen, terutama merupakan dampak dari kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6,84 persen, dan bahan makanan sebesar 3,87 persen.
Sedangkan deflasi di Sampit, Ia menyebutkan dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, serta perumahan air listrik gas dan bahan bakar 0,12 persen.
“Di Sampit juga terjadi deflasi sebesar 0,01 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 138,62 pada bulan Februari 2019, menjadi 138,61 pada bulan Maret 2019. Terjadinya deflasi terutama dipengaruhi oleh merosotnya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, serta perumahan air listrik dan bahan bakar sebesar 0,12 persen.”
“Laju inflasi tahun Kalender sebesar -0,32 persen, merupakan dampak dari penurunan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,22 persen, serta perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,49 persen,” terang Yomin.
Dirinya menambahkan, sementara itu, laju inflasi tahun ke tahun 4,47 persen didominasi oleh pengaruh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 12,24 persen, dan bahan makanan sebesar 3,79 persen. (Ys-BK).