EDUKASI & RISTEK

Covid Meningkat, Sekolah di Kotim Masih Lakukan PTM

“Belum ada sekolah di Kotim yang lockdown atau dihentikan pembelajaran tatap muka terbatasnya. Semuanya masih melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim Suparmadi, Sabtu (5/2/2022).

GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Hingga saat ini belum ada sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang di-lockdown atau dihentikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatasnya. Meski penularan Covid-19 mulai meningkat lagi, semua masih melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa.

“Belum ada sekolah di Kotim yang lockdown atau dihentikan pembelajaran tatap muka terbatasnya. Semuanya masih melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim Suparmadi, Sabtu (5/2/2022).

Menurutnya saat ini, pembelajaran tatap muka khususnya untuk jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) masih terbatas, karena sesuai edaran Menteri Dalam (Mendagri)

“Bagi sekolah di Kabupaten Kotim yang melaksanakan PTM terbatas dibatasi hanya sebanyak 50 persen dari jumlah siswa per ruangan dalam sekali tatap muka. Kecuali bagi lembaga pendidikan setingkat TK dan PAUD dibatasi sebanyak 33 persen saja,” ujar Suparmadi.

Dirinya mengatakan saat ini ada 42 desa yang berada di pelosok Kabupaten Kotim yang telah melaksanakan PTM secara penuh, hal tersebut dapat dilakukan karena letak geografis desa-desa itu yang dinilai aman dari penyebaran Covid-19.

“Ada juga sekolah di pelosok desa di Kotim yang melaksanakan PTM secara penuh, karena letak geografis desa itu, dinilai masih aman dari penyebaran Covid-19, dan mereka belajarnya full 6 jam secara tatap muka, Jadi daerah lainnya masih terbatas,” ucap Suparmadi.

Ia juga mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan edaran kepada seluruh satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Kotim bahwa secara umum daerah ini masih melakukan PTM terbatas yakni sebanyak 50 persen.

“Kalau ingin menerapkan pembelajaran tatap muka 100 persen, ada beberapa syarat yang harus dilakukan, salah satunya capaian vaksinasi peserta didik dan lanjut usia (Lansia) di daerah tersebut,” tutupnya. (Rik/sog)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!