Gunung Mas

Pemkab Gunung Mas Sambut Baik FGD Kajian Terkait Stunting

Foto: Situasi ketika FGD dalam rangka kajian stunting

GERAKKALTENG.com – Kuala Kurun – Pemkab Gunung Mas menyambut baik kegiatan FGD dalam rangka kajian faktor sosio-ekonomi dan demografi serta dukungan pemerintah daerah pada keluarga dengan balita stunting di Kabupaten Gunung Mas yang diselenggarakan oleh Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

Kegiatan FGD tersebut dilaksanakan di Aula Bapperida Kabupaten Gunung Mas, Jumat, 14 Juni 2024.

“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah yang telah membiayai penelitian dan kepada Kemenkes Poltekkes Palangka Raya yang melaksanakan penelitian,” ujar Sekda Gunung Mas Richard melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Bapperida Yantrio Aulia, Jumat (14/6/2024).

Dia berharap, kajian ini dapat memberikan gambaran apa saja hal-hal yang selama ini terlewatkan dan belum optimal yang dilaksanakan sehingga menjadi bahan masukan untuk kebijakan lebih lanjut.

Lebih lanjut dijelaskan, upaya percepatan penurunan stunting telah diarahkan untuk mencapai target prevalensi Indonesia, Kalimantan Tengah, dan kabupaten Gunung Mas.

Menurut, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting Indonesia sebesar 21,6 persen, Kalimantan Tengah sebesar 26,9 persen serta Kabupaten Gumas sebesar 17,9 persen.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sumber Kementeriaan Kesehatan tahun 2023 prevalensi Stunting Indonesia sebesar 21,5 persen, Kalteng sebesar 23, 5 persen dan Kabupaten Gunung Mas 12,9 persen.

“Melihat data prevalensi stunting kabupaten Gunung Mas yang rendah dibanding angka nasional dan propinsi, kita cukup berbangga, kerja keras selama ini tidak lah sia-sia,” ucapnya.

Upaya ini bukan semata tentang penurunan angka prevalensi, melainkan juga tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya tersebut juga akan menentukan mutu generasi penerus bangsa, yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan Kabupaten Gunung Mas di masa depan.

“Mari kita bekerja dan maju bersama garda terdepan dalam menurunkan stunting. Tanpa aksi-aksi nyata, penurunan stunting hanya ramai sebagai wacana dalam forum diskusi, tetapi sepi di dalam implementasi. Ini barangkali yang menjadi tugas kita bersama,” tukasnya.

Sementara itu, ketua peneliti Nila Susanti menjelaskan bahwa penilitan atau kajian akan dilaksanakan di Kabupaten Murung Raya dan Gunung Mas.

“Kajian faktor sosio-ekonomi dan demografi serta dukungan pemerintah daerah pada keluarga dengan balita stunting menjadi topik yang sangat relevan dan mendesak untuk dibahas,” ujarnya.

Sebab, stunting merupakan masalah kesehatan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang komprehensif dari berbagai aspek, termasuk aspek sosio-ekonomi, demografi, dan dukungan pemerintah.

“Kami berharap, melalui diskusi ini, para peserta dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan ide-ide inovatif untuk meningkatkan pemahaman dan upaya dalam penanggulangan stunting di Indonesia,” tandasnya. (Don/Red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!