Kasongan,GK – Banyak tamu undangan dari berbagai kalangan merasa kecewa, akibat budaya molor yang kerap ditunjukkan anggota DPRD Katingan, terutama pada rapat paripurna. Bahkan tidak jarang terpaksa berakhir ditunda atau skor.
Contohnya luapan kekesalan yang ditunjukkan tokoh masyarakat Katingan Dzawidul (74). Kepada para awak media, dirinya menyesalkan tingkah tidak disiplin para wakil rakyat di daerahnya. Apalagi, molornya agenda paripurna tersebut telah sering terjadi.
“Sama seperti paripurna di DPRD yang sering molor. Kejadian ini sudah sering terjadi. Padahal saya selalu aktif hadir sebagai tamu undangan,” ungkapnya, Senin (23/10).
Secara pribadi, dirinya merasa dirugikan dari sisi waktu dan tenaga. Namun apa jadinya dengan para pejabat daerah, FKPD maupun ASN yang memiliki urusan penting di tempat kerja masing-masing.
“Kalau kami masyarakat biasa mungkin tidak terlalu dirugikan. Tapi bagaimana dengan para pejabat lain. Misalnya kepala Disdukcapil, kalau waktunya banyak terbuang seperti ini akhirnya pelayanan masyarakat jadi terbengkalai, karena tandatangannya pasti sangat diperlukan setiap saat, baik untuk KK, Akta Kelahiran dan lain sebagainya,” kesal Dzawidul.
Kritikan yang disampaikannya tersebut sebagai bahan koreksi kepada seluruh anggota DPRD Katingan. Agar ke depan dapat menjalankan tugas dan amanah masyarakat dengan sebaik mungkin.
“Permasalahan ini menurut saya karena sikap ketua DPRD yang lemah dalam hal evaluasi. Semoga ini menjadi bahan koreksi bagi lembaga DPRD Katingan,” katanya.
Kendati demikian, dirinya tetap berkomitmen untuk mendukung setiap pelaksanaan kegiatan dan agenda DPRD Katingan ke depan.
“Kalau secara pribadi saya akan tetap menghadiri agenda paripurna ke depan. Tapi tolong agar kejadian yang sering molor ini segera dievaluasi, sehingga tidak menjadi masalah ke depan,” imbuhnya.
Dzawidul juga mengkritisi pembuatan jadwal kunjung bupati Katingan. Menurutnya, regulasi pembagian jadwal bertamu harus dilaksanakan secara konsisten.
“Jadwal itu mengatur bahwa mulai Senin sampai Rabu khusus tamu bagi ASN. Kamis dan Jumat khusus untuk masyarakat, wartawan dan LSM. Jadi saya berharap agar jadwal ini konsisten, karena semua orang punya kepentingan yang sama,” ujarnya.
Artinya, sebut Dzawidul, jangan sampai ada ASN yang bertamu di luar jadwal kunjung. Begitu pula sebaliknya. Sebab, pihaknya juga mempunyai kepentingan dan hak yang sama. Pasalnya, selama ini pihaknya kadang-kadang kesulitan saat bertamu. Tapi secara umum, pihaknya mendukung pembagian jadwal tersebut.
“Tapi kalau memang karena urusan negara dan pemerintahan yang sangat penting, menurut saya tidak masalah. Tapi kalau cuma dipenting-pentingkan saja, maka sangat merugikan,” pungkasnya. (BS)