KASONGAN,GK – Gencarnya operasi zebra telabang tahun 2017, membuat para pelajar di Kasongan galau. Pasalnya, polisi tidak segan-segan menyetop pelajar yang kedapatan membawa kendaraan bermotor. Praktis, tidak sedikit pelajar terjaring pada operasi yang dimulai sejak tanggal 1 hingga 14 November 2017.
Ahmad Fikri (16) mengatakan, selama pelaksanaan operasi zebra telabang dirinya harus kucing-kucingan dengan polisi lalulintas. Siswa disalah satu SMA swasta Kasongan itu menyadari, dirinya belum cukup umur untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM).
“Umur saya baru 16 tahun, belum punya SIM. Kalau surat-surat dan kelengkapan bermotor lengkap semua,” jelasnya, Kamis (9/11).
Razia yang dilaksanakan hampir tiap hari itu, sempat membuatnya stres. Lantaran kerap pulang ke rumah lebih lama dari biasanya untuk mengakali razia.
“Kadang bisa nunggu razia sampai 2 jam, otomatis sore baru bisa pulang. Bagaimana lagi, cuma sepeda motor ini andalan saya untuk pulang pergi ke sekolah. Apalagi jarak antara rumah dan sekolah sekitar 15 kilometer,” imbuhnya.
Menurutnya, selama ini sepeda motor menjadi satu-satunya moda transportasinya untuk bisa bersekolah. Mengingat di Kasongan dan sekitarnya tidak mempunyai angkutan kota (angkot).
“Saya menyadari memang tidak boleh berkendara kalau belum punya SIM. Tapi mau bagaimana lagi, kondisi memang seperti ini. Bukan cuma saya, kawan-kawan yang lain juga sama,” tukasnya.
Di sisi lain, kedua orangtuanya tidak mempunyai waktu untuk mengantarkannya bersekolah tiap hari. Warga Desa Telangkah Kecamatan Katingan Hilir berharap, agar pihak kepolisian setempat bisa memberikan kelonggaran kepada setiap pelajar yang melintas.
“Kalau bisa ya jangan ikut dirazia. Karena kami cuma terbentur di SIM saja, kalau kaca spion, plat, pajak STNK dan helm selalu lengkap,” pungkasnya. (BS)