Kalimantan Tengah

Kembalikan Institusi, Yayasan Tambun Bungai Lantik Ketua STIH Defintif

LANTIK : Pimpinan definitif Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Tambun Bungai Palangka Raya resmi dilantik

PALANGKA RAYA,GK-Dengan alasan utama untuk mengembalikan institusi perguruan tinggi sesuai undang-undang yang berlaku, maka Yayasan Tambun Bungai melantik Sangking sebagai Ketua definitif Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Tambun Bungai Palangka Raya. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Tambun Bungai, Afridel Jinu usai acara pelantikan, ketua dan wakil ketua STIH, disalah satu hotel di Palangka Raya, Sabtu (3/3).
Ditegaskan Afridel, dilakukannya pelantikan tersebut telah sesuai dengan kesepakatan pihak Yayasan Tambun Bungai dengan pihak Kopertis diBanjarmasin.
“Sesuai kesepakatan, maka yayasan diberi waktu dua Minggu oleh pihak Kopertis untuk melakukan penetapan jajaran pimpinan di STIH secara definitif. Setelah itu dilalui, maka pihak yayasan terus berkoordinasi, hingga sampai dengan rencana pelantikan,”ungkapnya lagi
Pihaknya kata Afridel, merasa bersyukur, yang mana pihak kopertis memberikan izin telah menyetujui serta meminta Sangking sebagai ketua definitif untuk melengkapi segala persyaratan.
Selama ini kata dia, dalam proses penentuan definitifnya ketua STIH, pihak yayasan telah membentuk senat dan panitia penyaringan maupun penjaringan. Namun demikian teknisnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat
“Pelantikan ketua maupun wakil ketua STIH Tambun Bungai ini, juga merupakan jaminan agar proses yudisum bagi mahasiswa STIH yang sempat terkatung-katung dapat dilaksanakan. Saya yakin, yayasan maupun pimpinan STIH yang definitif, akan menjamin bulan Maret ini yudisum akan terlaksana,”tegasnya.
Kalaupun tambah dia, dalam perjalanannya ada pihak-pihak yang menentang proses akademik itu berjalan, maka merupakan tanggungjawab hukumnya itu sendiri.
“Silahkan tanggungjawab hukumnya sendiri, yayasan tidak mau tahu, yang pasti Ketua STIH yang baru telah mendapat persetujuan dari rektor kopertis, agar ketua definitif dapat menjamin kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan akademik di STIH,”tandasnya,
Ditambahkan Afridel, melalui kepemimpinan baru di STIH,pihaknya ingin melaksanakan perkuliahan pada perguruan tinggi swasta tersebut, dapat dilalui dengan biaya terjangkau dan murah. Kalaupun ada biaya kata dia, maka dipungutlah seminimal-minimal mungkin jangan sampai memberatkan.
Adapun pelantikan tersebut berdasarkan SK Yayasan Tambun Bungai Palangka Raya No 12/PYS.TB/I.A/II.02/2018. Yang menetapkan Sangking yang sebelumnya adalah Plt Ketua STIH menjadi ketua definitif , lalu dilantik pula Wakil Ketua Normawaty Nio, Wakil Ketua II Mellisa Oktaviany, dan Wakil Ketua III Bernadus Letlora. Dalam pelantikan ini dihadiri Pembina Yayasan Sabran Achmad dan Sekretaris Marsel Selamat.
Sebagaimana diketahui dalam belakangan hari terakhir telah terjadi konflik internal didalam batang tubuh STIH Tambun Bungai Palangka Raya. Dimana Ketua Yayasan Tambun Bungai Afridel Jinu telah melayangkan laporan ke Polres Palangka Raya soal dugaan pungutan liar (Pungli) diera Ketua STIH sebelumnya .
Afridel sempat mengatakan, laporannya ke Polres merupakan salah satu cara untuk memperjuangkan STIH. Karena Yayasan Tambun Bungai Palangka Raya selama ini merupakan pihak yang menyelenggarakan STIH yang beralamat di Jalan Sisinga Mangaraja, Palangka Raya tersebut, Namun saat kepemimpinan yayasan beralih kepada dirinya , yayasan tersebut tidak memiliki asset. Padahal setiap tahunnya mahasiswa selalu dipungut uang pembangunan sebesar Rp 4 juta.
“Yang jadi pertanyaan ialah, kenapa ini bisa nol asset. Itulah yang mau kita uji, pada kemana uangnya selama ini. Kenapa bisa jadi kosong asset ini. Padahal ada uang pembangunan dari mahasiswa setiap tahunnya. Uang itu seharusnya untuk membangun kampus. Nah sekarang, Yayasan tidak pernah menerima laporan. Kampus mana yang dibangun. Makannya saya minta temen-temen kepolisian untuk mengusut ini,” kata Afridel kepada wartawan, ketika itu.
Afridel menjelaskan, yang menjadi keanehan pihaknya lagi, ialah uang wisuda. Dirinya membandingkan, jika uang wisuda di pula Jawa hanya kisaran Rp 1,5 juta saja. Namun untuk di STIH ini lebih dari itu. Lalu uang wisuda tersebut tidak jelas untuk apa.
“Kalau di sini sampai kepala tiga (tiga jutaan). Kan ini ada sesuatu keanehan. Anggap saja jika ada 100 orang mahasiswa, dikali Rp 4 juta, kan hasilnya Rp 400 juta. Nah nilai segitu buat apa, sewa gedung itu berapa?. Dari pada banyak tafsir, makanya saya lapor Polisi,” jelasnya.
Afridel juga menambahkan, laporannya ini juga agar STIH lebih transparan di depan mahasiswanya. Dalam waktu dekat, pihaknya bekerjasama dengan Kepolisian akan melaksanakan audit intern STIH. “Polisi akan audit ini. Saya harapkan STIH lebih transparan lagi. Kasihan mahasiswa,” tandasnya.VS

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!