DPRD KatinganKatingan

Antisipasi DBD, Warga Diimbau Jaga Kebersihan Lingkungan

“Antara bulan Januari hingga Februari sebanyak 21 orang. Kemudian awal bulan Maret, sebanyak lima warga terkena DBD,” kata Anggota DPRD Katingan, Yanel SE, Minggu (14/4/2019).

gerakkalteng.com – KASONGAN – Hingga awal maret 2019 lalu, tercatat sekitar 26 warga Desa Tumbang Manggo, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan yang terserang penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD).

“Antara bulan Januari hingga Februari sebanyak 21 orang. Kemudian awal bulan Maret, sebanyak lima warga terkena DBD,” kata Anggota DPRD Katingan, Yanel SE, Minggu (14/4/2019).

Menurutnya, 26 orang pasien positif penderita DBD tersebut semua dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.

“Saya tidak tahu, apakah keinginan dari Puskesmas di Kecamatan Sanaman Mantikei atau memang keinginan dari orang tua pasien. Yang jelas, tak satupun dirujuk ke RSUD terdekat yang ada di daerah kita,” ujarnya.

Yanel menduga, mungkin para  orang tua pasien beranggapan jika dirujuk ke rumah sakit yang ada di Kasongan, ada kemungkinan bakal dirujuk lagi ke palangka Raya.

“Disamping akam, mereka juga beranggapan rumah sakit yang ada di Palanga Raya semua peralatan dan fasilitasnya lebih lengkap. Sehingga, lebih baik sekalian saja ke sana,” imbuhnya.

Dari informasi yang dia dapat, syukur saja tidak ada satu pasien pun yang dinyatakan meninggal dunia. Namun dengan jumlah pendarita DBD yang mencapai 26 orang tersebut, menurutnya sudah bisa diklasifikasikan Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Kami berharap, agar masyarakat Desa Tumbang Manggo khususnya dan masyarakat Katingan pada umumnya, agar selalu menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Sehingga, nyamuk-nyamuk jenis aides agepty yang menyebabkan DBD tidak bersarang dan berkembang biak,” imbau Politisi Partai Gerindra ini.

Jika hanya berharap kepada pemerintah atau Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan atau fogging, dikawatirkan tidak menjaminan bisa membasmi semua nyamuk tersebut.

“Selain itu, terbatasnya anggaran untuk membeli obat fogging. Sehingga kasadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitarnya sangat penting,” terangnya.

Yanel mengaku, sudah pernah meminta kepada Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan fogging di daerah tersebut. Awalnya Dinas Kesehatan merespon, dan ke esokan harinya langsung melakukan fogging.

“Namun, ketika diminta untuk melakukan fogging lagi di daerah lainnya ternyata tidak dilakukannya. Alasannya, lantaran anggaran yang terbatasnya,” sebutnya. (tri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!