Uncategorized

Keluarga Sehat Dimulai dari Pemberdayaan Masyarakat

"Angka stunting di Kotim merupakan angka tertinggi di Kalteng, yakni 48,8 melebihi Kalteng dan nasional. Untuk itu perlu adanya kontribusi tenaga kesehatan untuk mempengaruhi keluarga, masyarakat dan lintas sektor. Ini untuk menekan angka stunting dan masalah kesehatan lainnya," tegasnya.

SAMPIT. Gerakkalteng.com – Masalah keluarga sehat dan stunting di suatu wilayah sangat terkait dengan peran serta masyarakat yang diupayakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Dengan pemberdayaan masyarakat tersebut, bisa melibatkan tokoh masyarakat dan kader untuk membantu tenaga kesehatan dalam menciptakan keluarga sehat dan bebas dari stunting.

Untuk itu, diperlukan komunikasi yang baik dan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan prilaku melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan kemampuan keluarga.

Komunikasi perubahan prilaku yang lebih spesifik dilakukan melalui komunikasi antar pribadi (KAP) yang diperuntukkan bagi petugas kesehatan dan kader untuk menciptakan komunikasi yang efektif di antara mereka dan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kotim dr Faisal Novendra Cahyanto melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Erdiana mengatakan, melalui KAP yang dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan disampaikan sesuai dengan konteks budaya lokal kepada kelompok, target keluarga sehat dan stunting, dipandang efektif dalam mempengaruhi prilaku kesehatan masyarakat.

Hal ini dimaksudkan agar dapat melakukan percepatan keluarga sehat dan pencegahan stunting. “Beberapa negara yang berhasil menurunkan prevalensi stunting dalam 5-10 tahun yang menjadi best practice memprioritaskan KAP dalam intervensi tersebut antara lain Vietnam, Kuba, Peru dan India (TNP2K, 2018). Berdasarkan best practice tersebut, diharapkan pendekatan komunikasi antar pribadi yang merupakan bagian dari komunikasi efektif sebagai impelementasi komunikasi perubahan perilaku dapat menjadi solusi dalam meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS) dan menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur,” harapnya.

Erdiana mengharapkan, dengan kegiatan ini, peserta pelatihan bisa menjadi agent of change dan promotor perubahan prilaku di wilayah puskesmas.

“Angka stunting di Kotim merupakan angka tertinggi di Kalteng, yakni 48,8 melebihi Kalteng dan nasional. Untuk itu perlu adanya kontribusi tenaga kesehatan untuk mempengaruhi keluarga, masyarakat dan lintas sektor. Ini untuk menekan angka stunting dan masalah kesehatan lainnya,” tegasnya.

Ditambahkannya, Kotim merupakan lokasi ketiga yang melaksanakan pelatihan komunikasi antarpribadi secara nasional. “Sekali lagi, hal ini dilakukan dalam upaya bisa mengatasi masalah stunting agar persentase tersebut bisa menurun,” pungkasnya.

(Tri)

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!