DPRD Gunung MasGunung MasHEADLINE
Wanita Berpendidikan Rendah dan Ekonomi Lemah Rentan Dieksploitasi
"Pertama karena tingkat pendidikan atau kualitas SDM yang rendah dan faktor kesulitan atau desakan perekonomian," bebernya di Hotel Zepanya Kuala Kurun, Selasa (6/8/2019).
gerakkalteng.com – KUALA KURUN – Kepala Bidang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Dinno Ardiana mengatakan, secara umum terdapat dua faktor utama penyebab ekspoitasi terhadap perempuan dan anak di Indonesia.
“Pertama karena tingkat pendidikan atau kualitas SDM yang rendah dan faktor kesulitan atau desakan perekonomian,” bebernya di Hotel Zepanya Kuala Kurun, Selasa (6/8/2019).
Menurutnya, perempuan dengan pendidikan yang rendah lebih mudah dihasut untuk dieksploitasi menjadi pekerja pemuas nafsu dan semacamnya.
“Bisa juga karena desakan ekonomi seorang isteri yang ditinggal suami meninggal atau bercerai. Mereka-mereka ini yang sering menjadi korban TPPO,” ujarnya.
Peran orang tua dan pengaruh lingkungan atau pergaulan sangat penting dalam membentengi TPPO. Kini puhaknya sedang memfokuskan upaya pencegahan dibanding penindakan atau penanganan eksploitasi terhadap perempuan dan anak.
“Masyarakat luas khususnya mereka yang rentan dieksploitasi harus diberikan pemahaman dan wawasan terkait TPPO. Modus yang sering dilakukan beragam, mulai pengantin pesanan hingga tergiur gajih besar dengan bekerja ke luar daerah atau luar negeri,” sebutnya.
Menurutnya, gugus tugas TPOO sudah terbentuk di 10 provinsi, yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Bali, Banten, Maluku dan NTT.
“Kabupaten Gunung mas dipilih karena tergolong kabupaten baru dan menjadi salah satu opsi pemindahan ibu kota pemerintahan. Berdasarkan data, jumlah kasus TPPO di sini sangat kecil, tapi ada baiknya kita lakukan pencegahan lebih dahulu,” pungkasnya. (hms/srn)