DPRD Kotawaringin Timur
Berharap Serangan Buaya Tidak Lagi
"Jangan sampai anggap main-main masalah ini. Harus ada langkah-langkah kongkrit, karena serangan buaya ini sudah sering terjadi," ungkap Rudianur.
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Buaya jenis muara kembali menjadi ancaman bagi masyarakat yang bermukim di tepian Sungai Mentaya. Bahkan baru-baru ini, dua orang warga, yakni Bahriah (74), warga Desa Pelangsian, Kecamatan MB Ketapang, mengalami putus tangan akibat disambar reptil ganas tersebut. Dan dua hari sebelumnya, seorang bocah 11 tahun di Desa Genpo mengalami luka gigitan di tubuh dan kakinya akibat serangan serupa.
Menanggapi kejadian itu, Wakil Ketua DPRD Kotim, H. Rudianur meminta pemkab dan BKSDA untuk mengambil langkah atau solusi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Jangan sampai anggap main-main masalah ini. Harus ada langkah-langkah kongkrit, karena serangan buaya ini sudah sering terjadi,” ungkap Rudianur.
Disebutkan Politisi Partai Golkar tersebut, selain memberi pelajaran dan imbauan kepada masyarakat terkait hal-hal yang harus dihindarkan saat beraktivitas di sungai, pemkab dan BKSDA harus aktif di lapangan untuk memasang papan peringatan di titik-titik yang dianggap berbahaya.
“Selain papan peringatan itu, juga harus di pasang perangkap dan alat pancingnya, karena buaya mulai berani masuk ke daerah permukiman warga,” jelasnya.
Lanjutnya, kebiasaan masyarakat Kotim yang tinggal dibentaran sungai Mentaya sulit untuk melepas kehidupan mereka dari sungai, karena di situ kebutuhan dan tempat mata pencaharian mereka.
“Tinggal pihak-pihak yang paham dengan persoalan ini saja bagaimana melakukan langkah antisipasi, terus terang kita sangat menyayangkan ini selalu terjadi setiap tahun,” tandasnya. (sog)