DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur

Kotim Masuk Zona Inflasi Tertinggi di Indonesia

“Untuk yang mengalami penurunan indeks harga adalah kelompok transportasi sebesar 2,40 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,42 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,30 persen,” sebutnya

SAMPIT – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masuk dalam katagori kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada bulan Meret lalu. “Kota Sampit menempati urutan ke 55 kota inflasi tertinggi di Indonesia dengan inflasi sebesar 0,04 persen,” kata Penanggung Jawab Pj Seksi IPDS, BPS Kotim, Nia Gracelita, belum lama ini.

Ia menyebut penyebab tingginya inflasi di Kotim karena peningkatan indeks pada 5 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,85 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,11 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,05 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.

“Untuk yang mengalami penurunan indeks harga adalah kelompok transportasi sebesar 2,40 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,42 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,30 persen,” sebutnya.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil tertinggi terhadap peningkatan indeks harga yang signifikan di Kota Sampit selama Maret 2021 secara berturut turut adalah cabai rawit, ikan selar/ikan tude, rokok kretek filter, bawang putih dan nasi dengan lauk.

Ditambahkan Gracelita pada bulan Maret 2021 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Dari 90 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,07 persen dan terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin 0,01 persen

Menurut Nia, faktor utama yang menyebabkan inflasi di bahan makanan ialah distribusi dan musim. Ketika terjadi banjir ataupun kekeringan, suplai berkurang dan permintaan masih tumbuh, sehingga harga naik.

Di sisi lain, komoditas beras dan cabai bergantung masa panen. Ketika panen raya lewat, suplai kembali menipis dan mendongkrak harga jual. Oleh karena itu, untuk mengendalikan dan menjaga inflasi di Kotim secara keseluruhan, faktor penting yang harus diperhatikan ialah mengontrol sisi pasokan bahan makanan. (sog)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!