DPRD Kotawaringin Timur
Berharap Bangunan Sekolah yang Rusak Segera Dipugar
"Kami minta pemerintah daerah melalui instansi terkait yaitu dinas pendidikan agar segera melakukan perbaikan terhadap sekolah SMPN 4 yang mengalami rusak parah akibat angin kencang yang terjadi beberapa hari lalu," kata Riskon, Kamis (13/1/2022).
GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Beberapa waktu lalu, salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 yang berada di Desa Camba, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami rusak parah. Pasalnya bangunan sekolah tersebut bagian atapnya terangkat dan terlempar akibat kuatnya hantaman angin kencang.
Anggota Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah berharap pemerintah daerah segera memperbaiki bangunan SMPN 4 Kota Besi yang rusak akibat dihantam angin kencang tersebut. Dengan begitu diharapkan agar proses belajar mengajar bisa dilakukan kerena sebagian sekolah mulai melakukan belajar secara tatap muka.
“Kami minta pemerintah daerah melalui instansi terkait yaitu dinas pendidikan agar segera melakukan perbaikan terhadap sekolah SMPN 4 yang mengalami rusak parah akibat angin kencang yang terjadi beberapa hari lalu,” kata Riskon, Kamis (13/1/2022).
Menurutnya, selain mengakibatkan atap sekolah rusak parah sejumlah peralatan komputer dan lainnya menjadi rusak akibat terguyur air hujan. Kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa karena sekolah memang sedang libur. Namun akibat kejadian itu, atap sekolah rusak parah dan dipastikan tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.
“Kami berharap kejadian ini segera disikapi pemerintah kabupaten, karena pembelajaran tatap muka sudah dimulai sehingga kondisi itu dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar dan mengajar,” ujar Riskon.
Politikus Partai Golkar ini juga mengatakan, jangan sampai kejadian tersebut dibiarkan, sehingga mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Pihak kepala sekolah harus segera meminta petunjuk ke Dinas Pendidikan mengenai solusi untuk menanggulangi kerusakan tersebut.
“Kami minta kepala sekolah segera melakukan koordinasi dengan pihak dinas pendidikan terkait solusinya, agar pembelajaran tatap muka tetap bisa dilaksanakan meski dalam kondisi darurat. Selanjutnya harus segera diupayakan perbaikan kerusakan tersebut agar proses belajar dan mengajar kembali normal,” tutupnya. (ok/sog)