EDUKASI & RISTEKKotawaringin Timur

HUT PGRI di Kotim Berlangsung Meriah

“Tahun ini peringatan HGN dan PGRI sangat meriah. Saya sangat mengapresiasi kepada panitia pelaksana yang telah menggelar sejumlah kegiatan, dan tarian kolosal ini,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati, Sabtu 3 Desember 2022.

GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke 28 dan  Hari Jadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 77 tahun di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) digelar cukup meriah. Salah satunya tarian kolosal yang dibawakan oleh gabungan guru dari beberapa satuan pendidikan di wilayah tersebut.

“Tahun ini peringatan HGN dan PGRI sangat meriah. Saya sangat mengapresiasi kepada panitia pelaksana yang telah menggelar sejumlah kegiatan, dan tarian kolosal ini,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati, Sabtu 3 Desember 2022.

Sebelum upacara bendera dalam rangka memperingati HGN ke 28 dan PGRI ke 77 tahun, para peserta dan tamu undangan kegiatan tersebut disuguhkan tarian kolosal yang dibawakan oleh guru dari beberapa satuan pendidikan.

Keluwesan dan penghayatan para penari sekitar 100 orang dengan iringan musik Wonderfull Indonesia dan ditambah lagu dengan baju adat dari berbagai daerah yang dikenakan mampu menarik perhatian. Itu digambarkan dari tepuk tangan meriah peserta yang hadir.

“Ini sangat luar biasa, saya bangga dengan guru itu. Tidak kalah dengan penari-penari profesional,” imbuhnya.

Sementara salah satu penari dari SDN 1 Mentaya Seberang  Nini Mariawati yang pada saat itu mengenakan baju adat Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) mengungkapkan dirinya bersama teman tari lainnya yaitu  guru, untuk mempersiapkan tampil lancar hanya perlu waktu seminggu.

“Kita tahun ini diminta untuk menampilkan tari kolosal yaitu tari nusantara dari berbagai daerah. Jadi digabung dalam satu kemasan. Penarinya semua guru,” ungkapnya.

Lanjutnya, tarian kolosal itu memperlihatkan keberagaman suku dan agama dari berbagai daerah seperti Kalsel, Kalteng, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Ini menggambarkan kehidupan yang selalu rukun hidup berdampingan dengan berbeda agama dan suku, tarian kolosal ini juga menggambarkan kebiasaan masyarakat di di Kotim saat ini.  Alhamdulillah semua berjalan lancar dan sukses,” tutupnya. (rik/aga)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!