HEADLINEKalimantan TengahNasionalOpiniPolitik

Pernyataan Kampanye Mantan Gubernur Kalbar jadi Sorotan Tokoh Kalteng

PALANGKA RAYA – Mantan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini setelah beredar video yang menayangkan pidato kampanye yang dianggap terkesan merendahkan salah satu Institusi yang memiliki peran penting di negeri ini.

 

Sebuah video dengan penyataan yang oleh sejumlah pihak dianggap kurang pantas yang dikeluarkan Drs Cornelis SH, mantan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), yang juga mantan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) beredar di sejumlah media sosial.

 

Dalam potongan video tersebut, tampak Cornelis diduga sedang mengkampanyekan salah satu pasangan Calon Presiden dalam Pemilu 2024. Namun, dalam penyampaian tersebut ada kata-kata yang dianggap kurang pantas untuk dikeluarkan. Terlebih ucapan tersebut seolah menyerang dan menjatuhkan kehormatan salah satu institusi negara, sebagaimana terdengar jelas di video kegiatan kampanye yang saat ini menjadi sorotan masyarakat luas, khususnya di Kalteng

 

Dihadapan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, Cornelis mengungkit peristiwa Tahun 1997 dimana terjadi peristiwa penembakan yang menewaskan masyarakat sipil.

 

“Ingat kalian peristiwa 97, Anjongan 97, siapa presidennya?, Soeharto. Siapa Soeharto?, Tentara. Jangan pilih yang Tentara ya!” sebut Cornelis dalam video tersebut.

 

Penyataan inilah yang kemudian menjadi perhatian sejumlah pihak, Termasuk tokok pemuda yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng). Pasalnya, pernyataan kata Tentara yang dikatakan Cornelis dinilai mengarah ke institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang merupakan pasukan militer dalam menjaga kemananan wilayah Indonesia sendiri. Terlebih, salah satu Capres yang ikut berkompetisi dalam Pemilu 2024 ini ialah mantan TNI.

 

Wendy S Loentan, Tokoh Pemuda Dayak Kalteng menjadi salah satu orang yang menyayangkan pernyataan Cornelis tersebut, yang diduga sampaikan saat berkampanye dengan mengeluarkan kalimat yang dianggap menjatuhkan institusi TNI. Ia menilai, apa yang disampaikan Cornelis, mantan Gubernur Kalbar dan mantan Presiden MADN tersebut sangat tidak pantas disampaikan dalam berkampanye.

 

“Kami minta mantan Cornelis yang juga mantan Gubernur Kalbar untuk memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf atas statement yang dinilai tidak layak untuk diucapkan. Semoga ada klarifikasi dari pak Drs Cornelis, agar jangan sesekali berbahasa yang menyudutkan atau menempatkan kalimat yang merendahkan, atau menyebut kelompok, Institusi” sebut Wendi, Jumat (2/2/2024).

 

Ia juga menambahkan, Cornelis dianggap tokoh mantan pejabat. Sehingga harus mengerti tata bahasa dalam menyampaikan ajakan tetap sejuk, cerdas dan bernilai gagasan, bukan ajakan negatif.

 

“Cornelis Harus punya kesadaran tulus untuk Negara. Jangan karena menjadi petugas Partai, seenaknya bicara” tegas Wendi yang juga Ketua DPD Gerakan Pemuda Dayak, Kabupaten Kota Waringin Barat (Gerdayak Kobar) ini.

 

Bahkan Wendi juga menilai, mungkin karena ambisi yang berlebihan untuk memenangkan jagoannya dalam Pilpres, sehingga yang bersangkutan (Cornelis, red), lupa siapa Tentara. Dimana Tentara merupakan pasukan militer dalam merupakan pasukan pertahanan negara atas ancaman militer yang datang dari dalam maupun dari luar negara.

 

“Kita harus ingat bagaimana selama ini Tentara yaitu TNI menjalankan tugas pengamanan terhadap gangguan yang menjadi ancaman negara. Jangan karena ambisi politik, apa yang disampaikan saat berkampanye tidak terkendali, bahkan menjatuhkan institusi pertahanan negara sendiri” pungkas Wendi. (rls/bud)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!