DPRD Kota Palangka Raya
Pentingnya Edukasi Keuangan untuk UMKM di Palangkaraya
PALANGKARAYA – Anggota DPRD Kota Palangkaraya, Jati Asmoro, menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai langkah awal untuk memastikan keberlanjutan usaha mereka. Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar UMKM di Palangkaraya masih menghadapi kesulitan dalam pengelolaan keuangan, yang seringkali menjadi penyebab utama stagnasi atau bahkan kegagalan usaha.
“Banyak UMKM yang belum memahami pentingnya pencatatan keuangan yang baik. Padahal, ini adalah fondasi utama untuk mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan,” ujar Jati Asmoro, Selasa (15/10/2024) di Palangkaraya.
Jati menjelaskan bahwa kurangnya edukasi tentang manajemen keuangan membuat pelaku UMKM kesulitan untuk mengakses pendanaan formal. Tanpa laporan keuangan yang jelas, mereka sulit meyakinkan lembaga keuangan untuk memberikan kredit atau investasi.
“Tanpa laporan keuangan yang rapi, UMKM kita akan terus menghadapi hambatan dalam mendapatkan modal dari perbankan atau investor. Edukasi ini harus menjadi prioritas pemerintah daerah,” lanjutnya.
Menurutnya, pemerintah perlu berperan aktif dalam memberikan pelatihan keuangan kepada pelaku UMKM, khususnya dalam hal pengelolaan arus kas, perencanaan anggaran, dan strategi investasi. Pelatihan ini, katanya, tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis tetapi juga membangun kepercayaan diri pelaku usaha dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat.
“Pelatihan keuangan harus bersifat praktis dan mudah dipahami. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat langsung menerapkannya dalam operasional sehari-hari,” imbuhnya.
Jati juga menyoroti peran teknologi dalam mendukung literasi keuangan UMKM. Ia menyarankan pemerintah daerah untuk mengembangkan aplikasi pencatatan keuangan yang sederhana dan dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk pelaku usaha kecil yang kurang familiar dengan teknologi canggih.
“Teknologi bisa menjadi alat bantu yang sangat efektif, asalkan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas UMKM kita. Aplikasi yang mudah digunakan akan sangat membantu mereka dalam mengelola keuangan,” tambahnya.
Lebih jauh, Jati mengusulkan adanya kerja sama antara pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan program literasi keuangan yang komprehensif. Program ini diharapkan dapat menjangkau pelaku UMKM di seluruh Palangkaraya, khususnya di wilayah terpencil yang seringkali terabaikan.
“Kita perlu memastikan bahwa edukasi keuangan ini merata dan menjangkau semua pelaku UMKM, tanpa terkecuali. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk mencapai hal ini,” tandas Jati Asmoro. (*)