HEADLINEKalimantan Tengah
GEMPITA Kalteng menolak Impor Beras.
Palangka Raya, GK – Beberapa hari ini di negeri ini sedang hangat-hangatnya ada permainan para spekulan dan rencana tidak populer soal impor beras bertolak belakang dengan kerja nyata kementerian pertanian yang berdasarkan data bahwa sejak tahun 2016 Negara kita sudah tidak impor beras lagi 100 %, justru sejak tahun 2015 negara kita sudah ekspor beras artinya sejak tahun itu stok pangan beras kita surplus.
Ketua Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) Provinsi Kalimantan Tengah Andi Wiyasa menegaskan bahwa upaya khusus swasembada beras yang sudah berjalan selama 3 tahun ini harus terus kita pertahankan dan tingkatkan dan juga sudah tugas kita membantu dan menjaga petani kita agar mereka tidak hancur harapannya bertani, karna jika negara kita impor beras maka para kaum petani kita akan terancam hasil panennya, Sabtu (13/01/2018).
Sekarang saatnya, kita semua bersama kaum tani menentukan sikap demi negara dan korps kebanggaan kita, stop opsi Impor beras dan kita berjuang buat kedaulatan petani, bahwa kita hadir menjaga petani Indonesia, demi merah putih, ugkap tegas Andi.
Ditambahkan Sekretaris GEMPITA Kalteng Bakti Yusuf Irwandi bahwa bagaimana mungkin kita tega impor beras sementara hari-hari ini di beberapa daerah lagi gencar-gencarnya para kaum tani sedang panen-panennya padi sampai produksi memuncak pada bulan maret 2018.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan dengan tegas bahwa di Januari 2018 produksi padi diprediksi mencapai 4,5 juta ton dengan ketersedian beras sebanyak 2,8 juta ton dan konsumsi beras 2,5 juta ton.
Sehingga sampai pada Maret 2018 produksi padi diprediksi kembali meningkat 11,9 juta ton GKG , dengan ketersediaan beras sebanyak 7,47 juta ton dan konsumsi 2,5 juta ton. Artinya surplus 4,971 ton.
Dari jumlah tersebut terdiri dari lahan panen di Jawa Barat seluas 222.186 hektar, Jawa Tengah 335.723 hektar, Jawa Timur 237.626 hektar dan provinsi lainnya 842.856 hektar dengan total luas wilayah panen mencapai 1.638.391 hektar, ungkap Kementan.
Bakti yang juga merupakan Wakil Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Tengah dengan tegas mewakili rekannya dan kaum tani “MENOLAK IMPOR BERAS” justru kita harus singsingkan lengan baju turun ke lapangan berjuang dan bergerak bersama petani sehingga hasil-hasil panen padi petani ini yang menjadi konsumsi di negeri ini bahkan negara kita bisa terus ekspor bukan lagi impor.
Memasuki tahun politik 2018 ini terutama di beberapa provinsi di daerah jawa, maka issue-issue liar yang di mainkan oknum di negeri ini soal ketersediaan pangan sangat seksi dan menggigit bahwa seolah-olah tidak tersedia, ini sangat lucu karna faktanya sebaliknya, Gerakan Pemuda Tani Indonesia di seluruh pelosok negeri ini akan selalu ada dan tidak akan diam, kami akan gempur, gempur dan gempur yang akan menghalangi kedaulatan hasil pertanian kaum petani dan kami akan terus berada di garda terdepan bersama kaum petani akan terus berjuang sampai akhir dan akan terus “NYATAKAN TOLAK IMPOR BERAS” ini soal KEJAYAAN PETANI INDONESIA, ungkap tegas Bakti.
(sog)