DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur

Pemprov Bangun Tanggul Permanen Untuk Mengatasi Abrasi di Pantai Ujung Pandaran

"Tanggul untuk menahan ombak yang dari geobag yang dipasang oleh pemerintah daerah beberapa waktu lalu hanya bersifat sementara dan sudah rusak. Saat ini sudah mulai dibangun tanggul permanen yang pembangunan menggunakan anggaran provinsi," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah

SAMPIT- Abrasi yang terus terjadi di objek wisata Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur beberapa tahun terakhir mengakibatkan puluhan warga setempat terpaksa dibongkar. Karena tanah pondasi rumah mereka tergerus abrasi.

Pemecah ombak yang dipasang pemerintah daerah di Pantai Ujung Pandaran mulai mengalami kerusakan. Saat ini, abrasi di objek wisata tersebut sedang ditanggulangi dengan pembangunan tanggul permanen oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

“Tanggul untuk menahan ombak yang dari geobag yang dipasang oleh pemerintah daerah beberapa waktu lalu hanya bersifat sementara dan sudah rusak. Saat ini sudah mulai dibangun tanggul permanen yang pembangunan menggunakan anggaran provinsi,” kata Camat Teluk Sampit Juliansyah, Kamis (18/7/2019).

Camat berharap agar tanggul permanen itu cepat selesai dibangun. Sehingga nantinya bisa menahan abrasi di objek wisata Ujung Pandaran itu. Tanggul tersebut dibangun sepanjang 100 meter. Dengan menghabiskan anggaran Rp 8 miliar.

“Pembangunan tanggul tersebut masih kurang karena abrasi terjadi cukup panjang. walaupun masih kurang, kami tetap bersyukur tanggul sudah mulai dibangun. Paling tidak bisa menahan abrasi pantai di sepanjang tanggul yang dibangun tersebut,” ujarnya.

Menurut Juliansyah, abrasi di Pantai Ujung Pandaran ini sudah terjadi cukup lama. Saat ini sudah sangat parah. Karena sudah mencapai jalan raya, dan juga sempat merobohkan rumah penduduk di tepi pantai. Sehingga mereka harus direlokasi ke tempat baru untuk menghindari abrasi tersebut.

“Akibat kuatnya gelombang Laut Jawa terus menggerus pantai, sudah beberapa rumah warga terpaksa dibongkar karena tanah pondasi rumah tergerus abrasi. Mereka kemudian direlokasi ke perumahan permanen yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat sebanyak 88 unit,” ungkapnya.

Saat ditanya terkait kunjungan wisatawan ke tempat itu, Juliansyah mengatakan saat ini masih cukup bagus. Walaupun ada terjadi sedikit penurunan. “Hal ini akibat ruas jalan menuju Ujung Pandaran sedang rusak sehingga masyarakat malas berkunjung (ke Ujung Pandaran),” ungkapnya.

(Tri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!