DPRD Gunung MasGunung MasHEADLINE
Harga Ayam di Kuala Kurun Tembus Angka Rp 40 Ribu
"Kalau harganya tidak pernah turun selepas Hari Raya Idul Fitri lalu. Kalau pun turun paling cuma seribu atau dua ribu saja," ungkapnya saat ditemui awak media, Selasa (8/10/2019).
gerakkalteng.com – KUALA KURUN – Harga eceran ayam pedaging di Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas saat ini menyentuh angka Rp 40 ribu per kilogram. Harga itu diperkirakan bakal melonjak tajam menjelang Hari Raya Natal bulan Desember mendatang.
Salah satu pedagang ayam di pasar tradisional Kuala Kurun, Norbainah (42) menuturkan, harga eceran ayam potong di daerahnya saat ini sebesar Rp 40 ribu per kilogram.
“Kalau harganya tidak pernah turun selepas Hari Raya Idul Fitri lalu. Kalau pun turun paling cuma seribu atau dua ribu saja,” ungkapnya saat ditemui awak media, Selasa (8/10/2019).
Wanita berambut pendek itu tidak mengetahui penyebab harga ayam tidak kunjung turun. Padahal sebelum lebaran, harga ayam eceran masih berkisar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogramnya.
“Kalau dikatakan stok ayam terbatas tidak juga, buktinya suplai ayam terus tersedia. Alasan jalan menuju Kuala Kurun rusak tidak juga. Kami cuma menyesuaikan harga saja,” ujarnya.
Sejauh ini belum ada isu atau informasi adanya kelangkaan daging ayam yang menjadi utama penyebab melonjaknya harga.
“Biasanya harga ayam bisa meroket karena tingginya kebutuhan atau permintaan pasar yang tidak sebanding dengan stok,” jelasnya.
Menurutnya, sampai saat ini stok ayam dari Banjarmasin tergolong masih aman. Meskipun harga melonjak, namun daya beli masyarakat sejauh ini cukup tinggi.
“Kalau ayam setiap hari pasti dicari masyarakat atau pemilik warung makan. Jika ada orang yang beli secara partai, kami bisa jual dengan harga Rp 35 ribu per kilogram,” katanya.
Dirinya tidak mengetahui secara pasti, apa penyebab mahalnya harga ayam di Kuala Kurun.
“Cuma ayam kampung yang harganya stabil, bahkan selama empat tahun terakhir masih Rp 80 ribu per kilogram,” pungkasnya. (hms/srn)