Barito UtaraDPRD Barito Utara
Dukung Penutupan Lokalisasi Merong
“Yang pulang sendiri, artinya mereka sudah sadar duluan. Mungkin juga sudah mendengar bahwa pemerintah akan menutup lokalisasi tersebut,” kata Permana.
MUARA TEWEH – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Barito Utara mendukung penuh langkah pemerintah daerah setempat yang sudah menutup lokalisasi prostitusi merong di Kkm 3,5 jalan Muara Teweh-Puruk Cahu. Bahkan Wakil Ketua I DPRD Barito Utara, Permana Setiawan ikut menghadiri deklarasi penutupan lokalisasi yang disebut lembah durian itu, kemarin (4/12/2019).
Menurut Permana, pihaknya menyambut baik upaya penutupan lokalisasi merong itu. Untuk orang-orang yang tidak ingin dipulangkan oleh pemerintah, artinya sudah memiliki kesadaran. “Yang pulang sendiri, artinya mereka sudah sadar duluan. Mungkin juga sudah mendengar bahwa pemerintah akan menutup lokalisasi tersebut,” kata Permana.
Selain itu, Permana Setiawan juga mengajak masyarakat serta pihak terkait, setelah penutupan lokalisasi, harus bersama-sama mengawasi lingkungan sekitar agar tidak terjadi prostitusi terselubung. Juga harus ada pembinaan-pembinaan terhadap kejiwaan seseorang yang terkait langsung dengan aktivitas pekerja seks komersil (PSK).
“Kalau masalah prostitusi ini, sebenarnya sejak zaman dulu sudah ada. Mungkin agak sulit, tapi kita harus berupaya untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu caranya dengan melakukan pembinaan rohani agar masyarakat atau si pelaku prostitusi itu sadar bahwa yang ia lakukan itu merupakan sesuatu hal yang tidak baik dan dilarang oleh agama,” kata Permana usai deklarasi penutupan lokalisasi prostitusi merong, kemarin.
Semantara Wakil Bupati Sugianto Panala Putra sebelumnya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Barito Utara agar turut berperan serta termasuk membantu pemerintah dalam mengawasi di lingkungan sekitarnya terkait aktivitas prostitusi.
“Kepada Satpol PP dan Damkar Kabupaten Barito Utara agar bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan pengawasan dan penertiban setelah penutupan ini. Jangan sampai yang secara terang-terangan ini ditutup, tetapi masih ada praktik prostitusi terselubung atau bahkan prostitusi yang tersembunyi menjadi lebih marak lagi,” ungkap Sugianto yang juga hadir dalam deklarasi kemarin.
Hal yang tidak kalah pentingnya juga disampaikan wabup, yang harus dipikirkan bersama yaitu dampak penutupan lokalisasi prostitusi ini akan menjadi perubahan pola perekonomian masyarakat sekitarnya.
“Terkait dengan adanya kebijakan ekonomi, hal ini dimaksudkan agar masyarakat di sekitar lokalisasi yang biasanya mengais rezeki dari operasional lokalisasi prostitusi tersebut dapat beralih atau memilih kegiatan ekonomi lainnya yang lebih produktif dan positif,” imbaunya. (sbi)