EDUKASI & RISTEK

Pelaksanaan PTM di Kotim Bakal Dievaluasi

“Kami akan mengevaluasi dan mengkaji ulang kegiatan PTM, kalau untuk SMA sudah ada surat edaran dari Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng), PTM nya hanya 50 persen,” ucapnya, Selasa 15 Februari 2022.

GERAKKALTENG.com – SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan melakukan evaluasi untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kotim Susiawati mengatakan, evaluasi itu dilakukan mengingat kasus Covid-19 di Kotim terus mengalami kenaikan secara signifikan.

“Kami akan mengevaluasi dan mengkaji ulang kegiatan PTM, kalau untuk SMA sudah ada surat edaran dari Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng), PTM nya hanya 50 persen,” ucapnya, Selasa 15 Februari 2022.

Pihaknya akan kembali mengambil sampel dan tracking ke sekolah khususnya di kecamatan yang kasus (Covid-19) nya meningkat, seperti Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.

“Kami berharap kasus Covid-19 tidak menyebar ke kecamatan lainnya, agar aman bagi peserta didik melakukan PTM,” imbuhnya.

Jika kasus virus berbahaya ini meningkat pada klaster sekolah, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan Pemprov Kalteng yaitu memberhentikan PTM atau kembali ke pembelajaran dalam jaringan (Daring) atau online.

“Kemungkinan akan mengikuti kebijakan provinsi jika angka kasus melonjaknya tinggi baik itu tingkat TK, SD maupun SMP. Karena berdasar informasi, sudah ada taman kanak-kanak terkonfirmasi. Tapi yang pasti kami lakukan adalah evaluasi secara internal dulu,” terangnya.

Saat ini yang terkonfirmasi positif seluruhnya ada 68 orang, baik itu peserta didik maupun pengajar. Bahkan ada sekolah yang diliburkan. Dirinya menduga, kasus yang terjadi pada peserta didik itu sebagian bukan berasal dari lingkungan sekolah, melainkan dari lingkungan luar. Karena dari hasil evaluasi pihaknya, penerapan prokes di luar lingkungan sekolah mulai lalai, sehingga rawan terpapar.

“Perketat protokol kesehatan, karena masih ada kemungkinan ada tatap muka. Guru mapan peserta didik yang merasa tidak enak badan, harus lakukan pemeriksaan mandiri untuk mengantisipasi,” tutupnya. (Rik/sog)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!