DPRD Kotawaringin TimurKotawaringin Timur

Deteksi Dini Stunting Pada Anak,Dengan Rutin Ke Posyandu

Kepala Dinas Kesehatan Kotim dr Faisal Novendra Cahyanto menyaksikan pegawainya mendapatkan klaim BPJS Ketenagakerjaan.

SAMPIT,GERAKKALTENG.COM-Bila merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30 Desember 2010, tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely. Dengan kata lain, stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada di bawah normal.
Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya. Inilah yang harus menjadi perhatian khususnya bagi orang tua agar segera memeriksa anaknya ke posyandu terdekat. Hal ini untuk mengetahui, apakah anaknya mengalami stunting atau tidak. Jangan sampai keadaan ini orang tua berlarut-larut tidak mengetahuinya secara teliti, apalagi saat ini keberadaan pelayanan kesehatan sudah mampu dijangkau dan dekat.

Kepala Dinas Kesehatan Kotim dr Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, dari hasil PSG Nasional pada 2017 yang lalu, untuk Kotim prevalensi stunting diangka 41,8 persen. Jika dilihat dari hasil survey tingkat kabupaten dari data EPPGBM stunting di Kotim sebesar 21 persen. Dari urutannya, Kotim berada di urutan ke-5 se-Kalteng setelah Kabupaten Gunung Mas, Murung Raya, Kapuas dan Barito Selatan.
“Jika usia normal sesuai dengan berat badan dan juga tinggi badan tentu hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Tapi sebaliknya, jika usia anak mencapai 2 tahun misalnya saja berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan normalnya anak, maka hal ini harus segera diperiksa ke Posyandu terdekat atau pustu,” katanya saat dibincangi awak media.
Dirinya juga menambahkan, keberadaan posyandu ataupun pelayanan kesehatan harus bisa dimanfaatkan oleh warganya.
“Salah satu cara untuk menurunkan angka stunting adalah dengan sering memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anaknya. Orang tua diharapkan memberikan makanan dan minuman yang banyak mengandung gizi seimbang,”jelasnya.

Selain itu pula, orang tua diharapkan jangan hanya melakukan pengecekan misalnya suntik volio dan sejenisnya.
“Saya mengimbau kepada masyarakat agar juga memeriksa perkembangan tinggi dan berat badan anaknya. Ini sangat penting dilakukan, khususnya dalam upaya mengetahui sejak dini apakah anaknya mengalami stunting atau tidak,” pintanya.(tri)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!